Kenikmatan Dibalik Musibah

Diriwayatkan dari Umar ra. bahwa ia berkata sebagai berikut:

واللّٰهِ ماَ ابْتُلِيْتُ بِبَلِيَّةٍ إلاَّ وَكَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى عَلَيَّ فِيْهَا أَرْبَعُ نِعَمٍ، أَوّٰلُهَا إِذَا لَمْ تَكُنْ فِى ذيْنِي، وَالثَّانِى إَذَا لَمْ تَكُنْ أَعْظَمُ مِنْهَا، وَالثَّالِثُ إذَا لَمْ تَكُنْ مُحَرَّمَ الرِّضَا بِهَا، والرَّابِعُ أَنِّي أَرْجُو الثَّوَابَ عَلَيْهَا

"Demi Allah, setiap kali aku mendapat musibah, maka disitu selalu terdapat empat kenikmatan dari Allah SWT. yakni: Pertama, musibah itu tidak mengenai agamaku. Kedua, karena musibah itu tidak lebih berat daripadanya. Ketiga, karena musibah itu tidak menghalangi ridha Allah. Dan ke empat, karena dengan adanya musibah itu aku dapat mengharap pahala dari Allah."

Menurut Umar ra. bahwa dalam musibah yang menimpa dirinya itu terkandung empat kenikmatan, yaitu:

1. Musibah itu tidak menimpa agamanya, karena musibah yang menimpa agama itu justru lebih berat dibanding yang menimpa pada badan dan harta kekayaan.

2. Musibah itu tidak seberat yang diterima oleh orang-orang zaman dahulu (sebelum Islam).

3. Musibah itu tidak menghalangi keridhaan Allah terhadap dirinya.

4. Dengan adanya musibah itu ia berharap mendapat balasan yang setimpal (pahala) dari Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan