Lisan dan Hati

Diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq ra. mengenai tafsiran ayat berikut ini :

ظَهَرَ الفَساَدُ فِي البَرِّ وَالبَحْرِ

“Tampaklah kehancuran di daratan dan di lautan, akibat perbuatan jahil tangan-tangan manusia sendiri. ”

Dimana beliau menyatakan :

“Daratan adalah lisan, sedangkan lautan adalah hati. Maka apa-bila lisan telah rusak, maka manusia pun akan menangisinya. Dan apabila hatinya yang rusak, maka Malaikat yang akan mena-ngisinya. ”

Rusaknya lisan adalah seperti melaknat (berbicara kotor), dan rusaknya hati adalah seperti menyombongkan diri (pamer).

Dalam sebuah pernyataan diterangkan, bahwa hikmah dari diciptakannya lidah itu tidak lain hanyalah untuk mengingatkan hamba-hamba Allah agar jangan sampai mengucapkan sesuatu kecuali masalah yang penting dan bermanfaat. Dalam pendapat yang lain diterangkan bahwa segala bentuk ucapan dzikir tujuannya tidak lain hanyalah untuk mengingat Allah Yang Maha Esa. Begitu juga dengan hati, ia diciptakan hanya sendirian, sedangkan mata dan telinga diciptakan dalam keadaan berpasangan. Selain daripada itu, ada pula pendapat lain yang mengatakan bahwa kebutuhan pendengaran dan penglihatan itu lebih banyak daripada kebutuhan lisan.

Lautan digambarkan dengan hati, karena sama-sama sangat dalam dan luas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan