Makanan, Pakaian, dan Perumahan
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Hatim Al A’sham berikut ini:
مَا مِنْ صَبَاحٍ اِلاَّ وَيَقُوْلُ الشَّيْطَانُ لِي: مَا تَأْكُلُ وَمَا تَلْبَسُ وَاَيْنَ تَسْكُنُ؟ فَأَقُوْلُ: اۤكُلُ المَوْتَ وَأَلْبَسُ الكَفَنَ واَسْكُنُ القَبْرَ فَيَهْرَبُ
“Tiada suatu pagi pun berlalu melainkan syaitan bertanya kepada-ku, “Apakah yang akan kamu makan? Apa yang akan kamu pakai? Dan dimana kamu akan bertempat tinggal?” Maka akupun men-jawab, “Maut adalah makananku, kain kafan yang menjadi pakaianku, dan aku akan tinggal di dalam kubur. ” Maka syaitan itupun lari terbirit-birit. ”
Hatim Al A’sham nama sebenarnya adalah Abu Abdurrahman Hatim bin Alwan, tapi ada juga yang mengatakan Hatim bin Yusuf. Beliau adalah salah seorang ulama besar daerah Khurasan, dan beliau juga salah seorang dari murid Syaqiq.
Dalam sebuah riwayat diterangkan, Adalah seorang perempuan datang menemuinya (Hatim) lalu bertanya tentang suatu hal. Diterangkan pula, bahwa perempuan itu kentut sehingga tampak sangat malu dan tersipu. Lalu Hatim berkata, “Keraskanlah suaramu (untuk berpura-pura tidak men-dengar).” Maka perempuan itupun merasa senang dan tidak lagi merasa malu atas kentutnya tersebut. Bahkan ia berkata, “Tuan Hatim tidak lagi mendengar suara.” Maka mulai saat itulah beliau diberi gelar “Al A’sham” (yang tuli).
Komentar
Posting Komentar