Panji-panji Keimanan
Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian hukama berikut ini:
إِنَّ شَعَائِرَ الإِيْمَانِ أَرْبَعَةٌ: التَقْوَى وَالحَيَاءُ وَالشُّكْرُ وَالصَّبْرُ
“Sesungguhnya panji-panji keimanan itu ada empat, yaitu: taqwa (kepada Allah SWT.), rasa malu, syukur dan sabar. ”
Tagwa adalah taat dan ikhlas melaksanakan segala apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ada pula yang mengatakan, bahwa taqwa itu adalah memelihara kesopanan-kesopanan menurut syari’at Islam.
Sedangkan rasa malu itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Malu jenis kejiwaan (pembawaan), rasa malu yang dijadikan oleh Allah dalam semua diri manusia, misalnya malu karena terbuka aurat atau bersetubuh di hadapan orang banyak.
2. Malu jenis iman (berdasarkan kualitas keimanan), yakni seorang mukmin mencegah dirinya dari perbuatan maksiat, semata-mata karena takut kepada Allah.
Adapun syukur itu adalah memuji kepada yang telah berbuat kebajikan kepadanya dengan menyebut-nyebut kebaikannya. Dengan demikian seorang hamba harus bersyukur kepada Allah (atas karunia yang telah dilimpahkan- Nya).
Dan sabar itu adalah tidak mengeluh kepada selain Allah jika mendapat musibah. Dalam hal ini kita perlu berdoa dengan doa Tamim Ad Dari bin Habib yang diajarkan oleh Nabi Khidhir, ketika ia kembali dari dasar tanah, karena diculik jin ke Madinah Musyarafah, sebagai berikut:
اللّٰهُمَّ قَنِّعْناَ بِماَ رَزَقْتَنَا وَاعْصِمْناَ مِنْ حَيْثُ نَهَيْتَناَ وَلاَ تُحَوِّجْناَ اِلَى مَنْ اَغْنَيْتَهُ عَنَّا وَاحْشُرْناَ فِي زُمْرَةِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِكَأْسِهِ فَاسْقِناَ وَمِنْ مَعاَصِيْكَ جَنِّبْناَ وَعَلَى التَّقْوَى اَمِتْناَ وَلِلذِّكْرِ اَلْهِمْناَ وَمِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيْمِ فَاجْعَلْناَ وَاَسْعِدْنَا وَلاَ تُشْقِنَا يَا ذَاْلجَلاَلِ وَاْلإِكْرَام
“Wahai Tuhanku, mudah-mudahan Engkau memberikan nikmat kepadaku dengan rizqi dari-Mu, mudah-mudahan Engkau men-jagaku dari perkara-perkara yang Engkau larang, mudah-mudahan Engkau tidak menjadikan aku butuh kepada orang yang Engkau jadikan tidak membutuhkan kami. Dan mudah-mudahan Engkau mengumpulkan aku dalam rombongan umat junjunganku, Nabi Muhammad Saw., mudah-mudahan Engkau memberi minum kepadaku dengan gelasnya, mudah-mudahan Engkau menjauhkanku dari maksiat-maksiat kepada-Mu, mudah-mudahan Engkau mematikanku dalam keadaan tagwa. mudah-mudahan Engkau menunjukkan aku agar aku selalu mengingat-Mu, mudah-mudahan Engkau menjadikanku pewaris-pewaris Surga tempat kenikmatan, mudah-mudahan Engkau menjadikanku orang yang bahagia dan tidak menjadikanku orang-orang yang celaka, wahai Dzat yang mempunyai keagungan dan kemuliaan."
Dalam sebuah riwayat Abu Nu’man juga telah diterangkan, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut:
ذِرْوَةُ الإِيْمَانِ أَرْبَعُ خِصَالٍ الصَّبْرُ لِلحُكْمِ وَالرِّضَا بِالقَدْرِ وَالإِخْلاَصُ لِلتَّوَكُّلِ وَالإِسْتِسْلاَمُ لِلرَّبِّ
“Puncak iman itu ada empat perkara, yaitu: sabar dalam menerima keputusan Allah, ridha menerima takdir, ikhlas bertawakkal dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. (semata). ”
Assalaamu 'Alaikum
BalasHapusMaaf ustad, Insya Allah lebih dahsyat lagi dakwahnya jika bisa di Copas :lol: