Perkara-perkara yang Harus Dijauhi Orang Beriman

Diriwayatkan dari Malik bin Dinar ra, ia berkata sebagai berikut :

اِجْلِسْ ثَلاَثاً بِثلاَثٍ حَتَّی تَكُوْنَ مِنَ المُؤْمِنِيْنَ: الكِبْرُ بِالتَّوَاضُّعِ وَالحِرْصُ بِالقَنَاعَةِ وَالحَسَدُ بِالنَّصِيْحَةِ

"Agar anda termasuk golongan orang-orang yang beriman, maka hindarilah tiga sikap dengan tiga cara, yaitu : hindarilah sikap sombong dengan cara tawadhuk, hindarilah sikap tamak dengan cara qana ’ah dan hindarilah sikap dengki dengan cara nasihat."

Manusia harus dapat menghindari tiga perkara yang dicela dengan tiga perkara yang dipuji, agar tercermin hakikat iman yang sebenarnya seperti orang-orang mukmin.

Sombong adalah sikap yang mengagungkan (membesarkan) diri sendiri dan memandang orang lain lebih rendah. Kebalikan dari sikap sombong adalah tawadhuk. Sombong terjadi sebagai akibat dari adanya kedudukan, sedangkan ujub (pamer) itu terjadi akibat adanya keutamaan.

Tamak adalah sikap yang selalu merasa kurang (merasa belum cukup dengan apa yang dimilikinya). Sedangkan qana’ah merasa puas (cukup) terhadap segala yang dimilikinya.

Sedangkan hasud (dengki) adalah sikap yang selalu mengharapkan hi-langnya kenikmatan orang yang didengkinya, agar berpindah pada dirinya.

Adapun nasihat adalah mendorong berbuat kebaikan dan melarang berbuat dosa. Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad Saw. telah diterangkan:

لاَ يَجْتَمِعُ فِي جَوْفِ عَبْدٍ الاِيْمَانُ وَالْحَسَدُ

“Tidak akan bersatu (untuk selamanya) antara iman dan dengki di dalam rongga seorang hamba."

Yang dimaksud dengan iman dalam hadits tersebut diatas adalah iman kepada takdir Allah. Mu’awiyah pernah menyatakan, “Aku sanggup untuk menjadikan semua orang ridha kepadaku, kecuali orang yang dengki terhadap nikmatku, sesungguhnya orang yang dengki tidak akan merasa puas, sebelum nikmat itu hilang dariku.”

Salah seorang penyair juga telah menyatakan dari Baha Thawil sebagai berikut:

“Sedap orang dapat kubuat puas, tetapi orang yang dengki kepadaku, sulitlah bagiku membuatnya puas, dan berat rasanya mencapai kepuasan itu. ”

Bagaimana seseorang dapat membuat puas orang yang dengki terhadap nikmatnya apabila si dengki itu sendiri memang tidak pernah puas, kecuali nikmat itu hilang dari pemiliknya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan