Pokok Cinta Kepada Allah SWT.

Diriwayatkan dari Sufyan bin Uyainah ra, ia berkata sebagai berikut:

مَنْ اَحَبَّ اللّٰهَ اَحَبَّ مَنْ اَحَبَّهُ اللّٰهُ تَعَالَى وَمَنْ اَحَبَّ مَنْ اَحَبَّهُ اللّٰهُ تَعَالَى اَحَبَّ مَا اَحَبَّ فِي اللّٰهِ تَعَالَی وَمَنْ اَحَبَّ مَا اَحَبَّ فِي اللّٰهِ تَعَالَى اَحَبَّ اَنْ لاَ يَعْرِفَهُ النَّاسُ

"Barangsiapa yang cinta kepada Allah, maka ia akan cinta kepada orang yang dicintai Allah. Dan barangsiapa yang cinta kepada orang yang dicintai Allah, maka ia akan cinta kepada perbuatan yang dilakukan karena cinta kepada Allah. Dan barangsiapa yang cinta kepada perbuatan yang dilakukan karena cinta kepada Allah, maka ia akan cinta melakukan perbuatan itu tanpa diketahui manusia."

Al Asqalani menjelaskan, bahwa Mahabbah (cinta kepada Allah) itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Mahabbah Fardhu, yaitu mahabbah yang mendorong untuk melakukan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

2. Mahabbah Sunnah, yaitu mahabbah yang mendorong untuk membiasakan ibadah-ibadah sunnah dan menjauhi perkara-perkara yang syubhat.

Ash Shiddiq pernah mengatakan, 

"Barangsiapa yang telah merasakan mahabbah Allah (cinta kepada Allah) secara murni, maka apa yang dirasakannya itu akan dapat melupakannya dari keinginan dunia dan membuatnya merasa asing dari perkumpulan manusia."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan