Tiga Cara Mencapai Zuhud

Diriwayatkan dari Ibrahim bin Ad-ham ra, seseorang bertanya kepada beliau, “Bagaimana caranya kamu mencapai zuhud?” Maka jawabnya :

بِثَلاَثَةِ أَشْيَاءَ: رَأَيْتُ القَبْرَ مُوْحِشًا وَلَيْسَ مَعِي مُؤْنِسٌ وَرَأَيْتُ طَرِيْقًا طَوِيْلاً وَلَيْسَ مَعِي زَادٌ وَرَأَيْتُ الجَبَّارَ قَاضِيًا وَلَيْسَ لِيْ حُجَّةٌ

“Dengan tiga perkara, “Aku melihat kuburan itu menjadi ngeri, sedang aku belum mendapatkan pelipur, aku melihat jalan yang panjang, sedang aku belum mempunyai bekal, dan aku melihat Allah Yang Maha Perkasa akan mengadili, sedang aku belum mempunyai alasan. ”

“Jalan yang panjang" yang dimaksudkan disini adalah perjalanan untuk menuju akhirat. Oleh sebab itu, tiada lain bekalnya melainkan amal kebajikan.

Sedangkan zuhud adalah meninggalkan segala kemewahan (kesenangan) dunia guna untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal abadi di akhirat (nanti).

Diriwayatkan pula, bahwa Ibrahim bin Adham itu adalah seorang raja di negaranya, tapi ia meninggalkannya hanya untuk beribadah (kepada Allah) dengan sungguh-sungguh di Makkah dan di kota-kota lainnya. Dalam kitab “Ar Risaalah Qusyairiyah ” diterangkan, bahwa beliau adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Manshur, dari sebuah daerah Balqi, dan beliau adalah keturunan raja.

Pada suatu hari beliau keluar hendak berburu seekor rubah atau kelinci. Ketika sedang mencarinya, tiba-tiba ada orang yang berteriak, “Hai Ibrahim, apakah untuk ini kamu diciptakan, ataukah kamu memang diperintahkan untuk berbuat demikian?”

Selain itu, ada pula suara yang berteriak dari balik pelana kudanya, “Demi Allah, engkau tidak diciptakan untuk ini dan tidak diperintahkan untuk berbuat demikian.”

Maka ia turun dari kudanya dan bertemu dengan seorang pengembara. Lalu beliau tukarkan kudanya beserta semua barang bawaannya itu dengan jubah yang dimiliki oleh pengembara itu.

Kemudian beliau masuk ke dalam hutan sehingga sampailah beliau di kota Makkah. Dimana beliau berteman dengan Sufyan Ats Tsauri dan Fudhail bin Iyadh. Beliau makan dari hasil keringatnya sendiri, sebagai buruh mengetam, menjaga kebun dan lain sebagainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan