Kebaikan Tiada Berarti Tanpa Disertai Delapan Perkara

Diriwayatkan dari Sayyidina Ali karramallaahu wajhah ra. ia berkata sebagai berikut:

لاَ خَيْرَ فِى صلاَةٍ لاَ خُشُوْعَ فِيْهَا، ولاَ خَيْرَ فِى صَوْمٍ لاَ امْتِنَاعَ فِيهِ عَنِ اللَّغْوِ، ولاَ خَيْرَ فِى قِرَاءَةٍ لاَ تَدَبُّرَ فِيْهَا، وَلاَ خَيْرَ فِى عِلْمٍ لاَ وَرَعَ فِيْهِ، ولاَ خَيْرَ فِى مَالٍ لاَ سَخَاوَةَ فِيْهِ، ولاَ خَيْرَ فِى أُخُوَّةٍ لاَ حِفْظَ فِيْهَا، وَلاَ خَيْرَ فِى نِعْمَةٍ لاَ بَقَاءَ لَهَا، ولاَ خَيْرَ فِى دُعَاءٍ لاَ إِخْلاَصَ فِيهِ

“Tiada kebaikan dalam shalat tanpa kekhusyukan; tiada kebaikan dalam berpuasa tanpa menahan pembicaraan yang tiada bermanfaat. Tiada kebaikan dalam membaca Al Qur’an tanpa disertai menghayati kandungannya. Tiada kebaikan dalam ilmu tanpa wara'i. Tiada kebaikan dalam harta benda yang tidak disertai kedermawanan. Tiada kebaikan dalam persahabatan yang tidak diikuti saling menjaga (dari kejelekan). Tiada kebaikan dalam kenikmatan yang tidak abadi. Dan tidak ada kebaikan dalam doa yang tidak dipanjatkan dengan ikhlas."

Mengerjakan semua shalat dengan khusyu, itu hukumnya wajib, jadi tidak hanya sekedar syarat, demikianlah yang dikemukakan oleh guru kita Ahmad Ash Shahrawi. Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah kepada sebagian Nabi-Nya yang artinya sebagai berikut:

"Wahai hamba-Ku, berikanlah airmata dari matamu dan khusyu' dari hatimu, kemudian berdoalah, karena Aku mengabulkan doamu. Aku Yang Maha Dekat lagi Maha Memperkenankan doa."

Adapun yang dimaksud dengan wara'i dalam berilmu adalah menjaga diri dari perkara yang syubhat dan yang haram, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. yang artinya sebagai berikut:

"Barangsiapa yang menjauhi syubhat, maka berarti ia telah membersihkan diri bagi agama dan harga dirinya. Dan barangsiapa yang terjerumus pada yang syubhat, maka ia akan terjerumus pula kepada yang haram."

Tiada kebaikan dalam harta benda yang tidak dibarengi dengan kedermawanan, adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqy yang artinya sebagai berikut:

"Tiada seorangpun yang membuka pintu pemberian, baik sedekah maupun relasi, melainkan Allah akan menambahnya lebih banyak lagi. Dan tiada seorangpun yang membuka pintu permintaan agar ia memperoleh lebih banyak lagi, melainkan Allah akan memperbesar kekurangannya."

Dan yang berkaitan dengan persahabatan, Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut:

"Hendaklah kamu bersahabat dengan kawan yang tulus hatinya, karena mereka menjadi hiasan di kala bahagia dan menjadi perisai di saat bencana."

Abu Zubair juga telah meriwayatkan dari Sahal bin Sa’d, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda yang artinya sebagai berikut:

"Seseorang itu banyak temannya, akan tetapi tidak ada kebaikan bersahabat dengan orang yang tidak melihat kebenaran yang ada padamu, seperti engkau melihat kebenaran yang ada padanya."

Tiada kebaikan dalam nikmat yang tidak abadi. Sebagaimana doa yang dipanjatkan oleh sebagian ulama’ berikut ini:

اللّٰهُمَّ لاَ تَسْلُبْ مِنِّي نِعْمَةً اَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيَّ

"Wahai Tuhanku, janganlah Kau hilangkan nikmat-Mu dariku yang telah Engkau berikan kepadaku."

Tiada kebaikan dalam doa yang dipanjatkan tanpa disertai rasa ikhlas, sebagaimana yang diterangkan dalam sabda Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani yang artinya sebagai berikut:

"Sesungguhnya hati ini adalah wadah, maka sebaik-baik wadah adalah yang dapat menghimpun. Jika kamu sekalian memohon kepada Allah, maka memohonlah kepada-Nya dengan penuh keyakinan bahwa akan dikabulkan, karena Allah tiada berkenan mengabulkan doa dari orang yang memanjatkannya dengan hati yang lalai."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan