Kedudukan Ilmu, Kepahaman, Akal, Hawa, Harta dan Dunia

Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Yahya bin Mu’adz Ar Razi ra. sebagai berikut:

العِلْمُ دَلِيْلُ العَمَلِ، وَالفَهْمُ وِعَاءُ العِلْمِ، وَالعَقْلُ قَائِدٌ لِلْخَيْرِ، وَالهَوَى مَرْكَبٌ لِلذُّنُوْبِ، وَالمَالُ رِدَاءُ المُتَكَبِّرِيْنَ، وَالدُّنْيَا سُوْقُ الآخِرَةِ

"Ilmu itu sebagai penuntun amal perbuatan, kepahaman itu sebagai tabung ilmu, akal itu sebagai pembimbing ke arah kebajikan, hawa itu sebagai kendaraan dosa, harta benda itu sebagai hiasan orang-orang yang sombong dan dunia itu adalah merupakan pasar akhirat."

Yahya bin Mu’adz Ar Razi ra. berpendapat, bahwa ilmu itu adalah merupakan petunjuk atau penuntun amal perbuatan. Karena amal perbuatan tidak akan ada tanpa dibarengi ilmu. 

Sedang kepahaman itu sebagai lumbung atau gudang daripada ilmu, karena ilmu tidak akan ada tanpa gambaran arti lafazh. 

Dan akal itu merupakan penuntun ke arah kebaikan, karena kebaikan tidak akan terwujud tanpa adanya akal yang mendorong ke arah itu. 

Hawa sebagai kendaraan berbagai dosa, karena dosa tidak akan terjadi jika tidak disertai dengan hawa. 

Sedangkan harta itu adalah merupakan pakaian orang-orang yang sombong, bagaikan selendang (surban) mereka. 

Dan dunia itu adalah merupakan pasar akhirat.

Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah sabda Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Hakim berikut ini:

"Barangsiapa yang mengambil dunia secara halal, maka Allah akan menghisabnya. Dan barangsiapa yang mengambil dunia dengan cara yang haram, maka Allah akan menyiksanya."

Dalam hadits yang lain, riwayat Ad Dailami juga diterangkan, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda yang artinya sebagai berikut:

"Wahai para manusia, sesungguhnya dunia itu adalah tempat kekacauan, bukan tempat ketenangan, tempat berduka cita bukan tempat gembira. Maka barangsiapa yang sudah mengetahuinya, niscaya ia tidak akan gembira karena kesenangan dan tidak akan bersedih lantaran mendapat kesulitan. Ingat! Sesungguhnya Allah meenciptakan dunia sebagai tempat cobaan, dunia untuk mendapatkan pahala di akhirat, dan pahala akhirat karena cobaan dunia adalah sebagai gantinya. Maka Allah mengambil untuk memberi dan memberikan cobaan untuk memberi pahala. Karena itu, waspadalah terhadap manisnya dunia, jangan terpedaya oleh kepahitan menceraikannya. Dan tinggalkanlah kesenangannya, karena akibatnya justru sebaliknya (menyakitkan). Janganlah berjuang untuk meramaikan tempat yang akan dihancurkan oleh Allah dan janganlah menghubungi dunia, karena Allah menghendakimu agar menjauhinya. Jika tidak, maka kamu akan melihat kemurkaan-Nya dan berhak mendapatkan siksa-Nya."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan