Tiada Keindahan Tanpa Adanya Lima Perkara
Sebagaimana yang diucapkan oleh Yahya bin Mu’adz Ar Razi dalam munajatnya sebagai berikut:
اِلٰهِي لاَ يَطِيْبُ اللَّيْلُ اِلاَّ بِمُنَاجَاتِكَ، وَلاَ يَطِيْبُ النَّهَارُ اِلاَّ بِطَاعَتِكَ، وَلاَ تَطِيْبُ الدُّنْيَا اِلاَّ بِذِكْرِكَ، وَلاَ تَطِيْبُ الآخِرَةُ اِلاَّ بِعَفْوِكَ، وَلاَ تَطِيْبُ الجَنّةُ اِلاَّ بِرُؤْيَتِكَ
“Wahai, Tuhanku, tiada indah suatu malam, kecuali dengan bermunajat kepada-Mu. Tiada indah suatu siang, kecuali berbuat taat kepada-Mu. Tiada indah dunia ini, kecuali dengan menyebut (berdzikir) kepada-Mu. Tiada indah akhirat, melainkan bersamaan ampunan-Mu. Dan tiada bau harum surga, melainkan dengan melihat wajah-Mu.”
Tentang keindahan duniawi, secara gamblang dapat dipahami dalam sabda Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i berikut ini:
"Sesungguhnya dunia itu terlaknat, dan terlaknat pula seluruh isinya, kecuali perbuatan mengingat (berdzikir) kepada Allah dan yang sepadan dengannya serta orang alim dan orang belajar."
Dalam hadits yang lain Ad Dailami juga telah meriwayatkannya, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda yang artinya sebagai berikut:
"Setelah Allah menurunkan Nabi Adam as. dari surga ke dunia, maka susahlah segala sesuatu yang semula mendampinginya, kecuali emas dan perak. Kemudian Allah berfirman kepada benda tersebut, "Aku mendampingkan engkau dengan hamba-Ku, kemudian hamba itu Aku lepas dari sampingmu dan semua pihak yang semula mendampinginya, merasa susah karenanya kecuali engkau berdua." Maka keduanya menjawab, “Tuhan kami, Eng-kau Maha Mengetahui, bahwa justru membuat kami berdua berdampingan dengannya selagi ia mentaati-Mu, dan setelah itu ia pun durhaka kepada-Mu, maka kami tidak merasa susah atas nasib selanjutnya." Lalu Allah berfirman kepada keduanya, “Demi ketinggian-Ku dan keagungan-Ku, niscaya Aku akan membuatmu berharga, sehingga tidak dapat diperoleh segala sesuatu melainkan denganmu berdua."
Ali Karramallaahu wajhah ra. mengatakan dalam munajatnya, dalam syair dari Bahar Waafir sebagai berikut:
"Oh ... Bukankah dengan anugerah-Mu itu # Engkau telah mendengar doa seorang hamba yang lemah lagi dirundung petaka.
Yang tenggelam di dalam lautan kesusahan karena sedih # Yang tertawan oleh dosa-dosa dan kesalahan.
Aku menyeruh setiap hari dengan rendah hati # Seraya mengagungkan nama-Mu dalam menyanjung dan berdoa kepada-Mu.
Sesungguhnya bumi seluruhnya terasa sempit olehku # Dan seluruh penduduk bumi juga tidak mengetahui obat untukku.
Tolonglah daku, sesungguhnya aku memohon # Ampun kepada-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat yang aku harapkan.
Aku datang kepada-Mu sambil menangis, maka kasihanilah tangisku # Maluku kepada-Mu lebih banyak daripada kesalahanku.
Aku sedang kesusahan, hanya Engkaulah yang mampu membuka kesusahanku # Aku mempunyai penyakit, dan hanya Engkaulah obat penyakitku.
Aku tergugah oleh harapanku, maka kukatakan, “Wahai Tuhanku!” # Harapanku, semoga Engkau mewujudkan harapanku.
Balasan kepadaku, adalah siksaan yang Engkau timpakan kepadaku, tetapi # Aku tetap berlindung dengan kebaikan anugerah-Mu.
Wahai Dzat yang aku harapkan, ampunilah aku, wahai Tuhanku # Karena cekaman bencana tengah menimpaku."
Komentar
Posting Komentar