Wasiat Malaikat Jibril Kepada Rasulullah Saw.

Sebagaimana hadits Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah Al Anshari ra. yang bersumber langsung dari Nabi Muhammad Saw., bahwa beliau bersabda yang artinya sebagai berikut:

ماَ زَالَ يُوْصِيْنِي جِبْرِيْلُ بِالجَارِّ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ يَجْعَلُهُ وَارِثًا، وَمَا زَالَ يُوْصِيْنِي بِالنِّسَاءِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُحْرِمُ طَلاَقَهُنَّ، وَمَا زَالَ يُوْصِيْنِي بِالمَمْلُوْكِينَ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ يَجْعَلُ لَهُمْ وَقْتًا يَعْتِقُونَ فِيْه، وَمَا زَالَ يُوْصِيْنِي بِالسِّوَاكِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ فَرِيْضَةٌ، وَمَا زَالَ يُوْصِيْنِي بِالصَّلاَةِ فِى الجَمَاعَةِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ لاَ يَقْبَلُ ا للّٰهُ تعَالى صَلاَةً إلاَّ فِى الجَمَاعَةِ، وَمَا زَالَ يُوْصِيْنِي بِقِيَامِ اللَّيْلِ حَتّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ لاَ نَوْمَ بِاللَّيْلِ، وَمَا زَالَ يُوْصِينِي بِذِكْرِ اللّٰهِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ لاَ يَنْفَعُ قَوْلٌ إلاَّ بِهِ

“Malaikat Jibril selalu mewasiatkan kepadaku tentang tetangga, sampai saya kira ia mau menjadikannya sebagai ahli waris. Malaikat Jibril selalu mewasiatkan kepadaku tentang perempuan, sampai saya kira ia akan mengharamkan menalaknya. Malaikat Jibril selalu mewasiatkan kepadaku tentang hamba-hamba sahaya, sampai saya kira ia akan menentukan saat kemerdekaan mereka dengan sendirinya. Malaikat Jibril selalu mewasiatkan kepadaku tentang bersiwak, sampai saya kira ia akan menjadi wajib. Malaikat Jibril selalu mewasiatkan kepadaku tentang shalat berjama'ah, sampai saya kira bahwa Allah tidak akan menerima shalat kecuali dengan berjama’ah. Malaikat Jibril selalu mewasiatkan kepadaku agar mengerjakan shalat Qiyamul Lail, sampai saya kira tidak boleh tidur di malam hari. Dan Malaikat Jibril selalu mewasiatkan kepadaku agar berdzikir (menyebut) Allah, sampai saya kira suatu ucapan tidak bermanfaat tanpa disertai dzikir Allah (menyebut Asma Allah)."

Mengenai tetangga, maka hendaknya seseorang dapat hidup rukun dan membantu mereka, baik berupa nasihat agama maupun berupa materi. Tetangga yang lebih dekat harus lebih diperhatikan (lebih diutamakan) daripada tetangga yang jauh. Yang dimaksud dengan tetangga disini adalah penghuni rumah-rumah di sekitar rumah kita, tidak termasuk disini penghuni masjid, madrasah atau pondokan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan