Kegelapan Diantara Cahaya
Diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq ra. sebagai berikut:
الظُّلُمَاتُ خَمْسٌ وَالسُّرُجُ لَهَا خَمْسٌ: حُبُّ الدُّنْيَا ظُلْمَةٌ والسِّرَاجُ لَهُ التَّقْوَى، وَالذَّنْبُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهُ التَّوْبَةُ، والقَبْرُ ظُلْمَةٌ والسِّرَاجُ لَهَا لاَ إلٰهَ إلاّ اللّٰه مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ، وَالآخِرَةُ ظُلْمَةٌ والسِّرَاجُ لَهَا العَمَلُ الصَّالِحُ، والصِّرَاطُ ظُلْمَةٌ والسِّرَاجُ لَهَا اليَقِين
"Kegelapan itu ada lima dan lampu penerangnya pun ada lima, yaitu: cinta kepada dunia adalah termasuk kegelapan sedang penerangnya adalah taqwa. Dosa adalah kegelapan, sedang penerangnya adalah taubat. Kubur adalah termasuk kegelapan, sedang penerangnya adalah bacaan 'Laa ilaaha illallaah Muham- madur rasuulullah'. Akhirat adalah kegelapan, sedang penerangnya adalah amal shaleh. Dan jembatan di atas neraka itu juga termasuk kegelapan, sedang penerangnya adalah yakin."
Cinta kepada dunia itu merupakan kegelapan, karena dalam hal ini akan membawa pelakunya ke dalam perbuatan syubhat (diragukan halal haramnya), perkara-perkara yang makruh, kemudian terjerumus ke dalam perbuatan yang diharamkan.
Sebagaimana sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dari Hasan Basri berikut ini:
"Cinta kepada dunia adalah pangkal segala kesalahan."
Berkaitan dengan hal ini Imam Ghazali mengatakan, "Jika cinta kepada dunia itu menjadi pangkal segala kesalahan, maka dengan membencinya berarti dapat menjadi pangkal segala kebajikan."
Taqwa yaitu menjaga diri dari siksaan Allah dengan cara taat kepada-Nya, sebagaimana yang telah diterangkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahinad dan Nasa’i, bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut:
"Sesungguhnya kamu tidaklah meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah Azza Wa Jalla, melainkan Dia memberikan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripadanya."
Adapun mengenai taubat yang berfungsi sebagai penerang terhadap kegelapan dosa, berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw. yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Imam Hakim berikut ini:
"Sesungguhnya seorang hamba apabila telah berbuat dosa, maka diukirkan setitik noda hitam di dalam hatinya, apabila ia menghentikannya disertai dengan istighfar serta bertaubat, maka hatinya menjadi jernih. Tetapi jika ia kembali berbuat dosa, maka ditambah noda hitam di dalam hatinya, hingga noda-noda hitam itu menentukan hatinya dan noda-noda itulah yang oleh Allah diterangkan dalam firman-Nya: Sekali-kali tidak demikian, sebe-narnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka."
Dan mengenai bacaan "Laa ilaaha illallaah" berfungsi sebagai cahaya penerang bagi kegelapan di alam kubur, hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim berikut ini:
"Sesungguhnya Allah mengharamkan pada neraka bagi orang yang mengucapkan 'Laa ilaaha illallaah', yang semata-mata hanya untuk mengharapkan ridha Allah SWT."
Al Khathib juga telah meriwayatkan dari jalan lain, bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. telah bersabda sebagai berikut:
"Barangsiapa yang membaca 'Laa ilaaha illallaah' dengan hati yang ikhlas, maka ia akan masuk surga." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana ikhlasnya itu?" Beliau menjawab,
"Jika kalimat itu dapat mencegahmu dari setiap perkara yang diharamkan Allah kepadamu."
Adapula yang mengatakan, “Bahwa ada tujuh perkara yang dapat menerangi kubur, yaitu ikhlas dalam beribadah, berbuat baik kepada ayah ibu, silaturrahim, tidak menyia-nyiakan umurnya dengan berbuat maksiat, tidak menuruti hawa nafsu, bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah Allah dan banyak dzikir (ingat) kepada-Nya."
Sedangkan amal shaleh dapat berfungsi sebagai cahaya penerang terhadap kegelapan akhirat, itu adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Ibnu Asaakir berikut ini:
"Sesungguhnya Allah mencintai (seseorang) yang apabila kemurahan-kemurahan-Nya diambil sebagaimana apabila fardhu-fardhu-Nya ditunaikan. Sesungguhnya Allah mengutusku untuk menyampaikan agama yang lurus lagi murah, yaitu agama Ibrahim."
Al Khathib juga telah meriwayatkan hadits lain, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut:
"Tunaikanlah hal-hal yang fardhu, terimalah kemurahan-kemurahan-Nya dan biarkanlah orang-orang, maka sungguh kamu dipelihara dari gangguan mereka."
Imam Ahmad juga meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut:
"Barangsiapa yang tidak menerima kemurahan Allah, maka berat dosa yang ditanggungnya, seperti gunung-gunung di Arafah."
Adapun keyakinan yang berfungsi sebagai lampu penerang kegelapan shirath (jembatan) di atas neraka, maksudnya mempercayai hal-hal yang ghaib dengan menghilangkan segala keraguan.
Komentar
Posting Komentar