Pilihan Orang yang Fakir dan Kaya

Sufyan Ats Tsauri pernah mengatakan sebagai berikut:

اِخْتَارَ الفُقَرَاءُ خَمْسًا وَاخْتَارَ الأَغْنِيَاءُ خَمْسًا: اِخْتَارَ الفُقَرَاءُ رَاحَةَ النَّفْسِ، وَفَرَاغَةَ القَلبِ، وعُبُوْدِيَّةَ الرَّبِّ، وخِفَّةَ الحِسَابِ، وَالدَّرَجَةَ العُلْيَا. وَاخْتَارَ الأَغْنِيَاءُ تَعَبَ النَّفْسِ، وَشُغْلَ القَلْبِ، وَعُبُوْدِيَّةَ الدُّنْيَا، وَشِدَّةُ الحِسَابِ، وَالدَّرَجَةَ السُّفْلَى.

“Orang-orang yang fakir memilih lima (perkara), begitu juga dengan orang-orang yang kaya. Orang-orang yang fakir memilih ketentraman jiwa, kesenggangan hati, mengabdi kepada Tuhan, ringan hisab, dan derajat yang tinggi. Sedang orang-orang yang kaya menghendaki jiwa yang lelah, sibuk hati, penghambaan ke-pada dunia, beratnya hisab dan derajat yang rendah.”

Berkaitan dengan kesenggangan jiwa dan hati, Rasulullah Saw. telah bersabda sebagai berikut:

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kehidu-pan yang mulia dan hati yang tentram.”

Sedangkan seorang hartawan akan selalu resah dan gelisah, karena disibukkan mengurus dan memikirkan hartanya, karena ia telah mengabdi kepada dunia. Disamping itu, hisabnya (nanti) juga akan berat, terutama yang menyangkut harta bendanya. Dia akan dimintai pertanggungjawabannya secara mendetail (terperinci) sampai hal yang sekecil apapun, karena itu ia akan merasa tersiksa dalam menghadapi hisab tersebut.

Dan orang yang hartawan itu lebih memilih derajat yang rendah (hina), karena derajat keduniaan itu tidak akan berarti apa-apa jika dibanding dengan derajat akhirat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan