Orang-orang Kafir Yang Mengaku Mukmin
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. yang artinya sebagai berikut:
"Ada sepuluh orang dari umat ini yang kafir terhadap Allah Yang Maha Agung, tapi mereka mengaku sebagai mu'min, (diantara mereka) adalah: Orang yang membunuh seorang muslim atau Dzimmi (orang kafir yang tinggal di negara Islam dan taat kepada pemerintah) tanpa ada sebab yang hak (memperbolehkan membunuh). Penyihir. Orang yang acuh tak acuh (masa bodoh/tidak memperhatikan) yang tidak punya rasa cemburu terhadap keluarganya. Orang yang tidak mau membayar zakat. Orang yang suka minum khamer. Orang yang sudah mampu berhaji tetapi justru tidak mau menunaikannya. Orang yang mengobarkan api fitnah. Orang yang menjual senjata kepada ahli perang. Orang yang menggauli perempuan (istrinya) pada duburnya. Dan orang yang menggauli saudara mahram. Jika mereka mengira bahwa perbuatan-perbuatan ini halal, maka ia menjadi kafir."
"Ada sepuluh orang dari umat ini yang kafir terhadap Allah Yang Maha Agung, tapi mereka mengaku sebagai mu'min, (diantara mereka) adalah: Orang yang membunuh seorang muslim atau Dzimmi (orang kafir yang tinggal di negara Islam dan taat kepada pemerintah) tanpa ada sebab yang hak (memperbolehkan membunuh). Penyihir. Orang yang acuh tak acuh (masa bodoh/tidak memperhatikan) yang tidak punya rasa cemburu terhadap keluarganya. Orang yang tidak mau membayar zakat. Orang yang suka minum khamer. Orang yang sudah mampu berhaji tetapi justru tidak mau menunaikannya. Orang yang mengobarkan api fitnah. Orang yang menjual senjata kepada ahli perang. Orang yang menggauli perempuan (istrinya) pada duburnya. Dan orang yang menggauli saudara mahram. Jika mereka mengira bahwa perbuatan-perbuatan ini halal, maka ia menjadi kafir."
Keluarga yang termasuk harus dicemburui disini adalah istri atau suami, anak dan saudara. Sedang yang dimaksud dengan cemburu itu sendiri adalah rasa tidak rela jika mereka berbuat sesuatu yang bertentangan dengan kehendak agamanya. Dalam hal ini Rasulullah Saw. juga bersabda yang artinya sebagai berikut:
"Ada sebagian kecemburuan yang dicintai oleh Allah dan ada pula yang dibenci oleh-Nya. Dan sesungguhnya kesombongan itu juga ada yang dicintai oleh Allah dan ada pula yang dibenci oleh-Nya. Adapun kecemburuan yang dicintai oleh Allah itu adalah kecemburuan terhadap hal yang mencurigakan. Sedangkan kecemburuan yang dibenci oleh Allah itu adalah kecemburuan bukan pada hal yang mencurigakan. Adapun kesombongan yang dicintai oleh Allah itu adalah kesombongan seseorang dalam perang dan pada waktu bersedekah (supaya diikuti oleh orang lain). Sedangkan kesombongan yang dibenci oleh Allah itu adalah kesombongan seseorang dalam kezhaliman dan keangkuhan." (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Hibban)
Imam Baihaqy juga telah meriwayatkan dari jalan lain, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut:
"Sesungguhnya pada hari kiamat (nanti) Allah Swt. tidak berkenan menerima pengabdian maupun keadilan dari Ash Shaqqur."
Ada yang bertanya, “Apakah Ash Shaqqur itu, wahai Rasulullah?"
Nabi Saw, bersabda, "Ash Shaqqur adalah orang yang mempersilahkan para laki-laki lain untuk masuk kepada keluarganya (istri, anak perempuan dan saudara-saudara perempuannya)."
Adapun mengenai orang yang tidak mau membayar zakat, Rasulullah Saw. telah bersabda yang artinya sebagai berikut:
"Tidak ada yang mempunyai emas dan perak yang tidak memberikan haknya, melainkan pada hari kiamat (nanti) dibuatkan baginva lempengan-lempengan dari api, lalu dipanaskan dengan api neraka Jahannam, lalu diseterikakan pada pinggang, kening dan punggungnya. Jika telah dingin, maka dipanaskan lagi pada suatu hari yang ukurannya 50.000 tahun hingga semua perkara diantara sesama hamba telah diputuskan, kemudian ia melihat jalannya ke surga atau ke neraka."
Sedang mengenai keengganan menunaikan ibadah haji bagi orang yang sudah berkewajiban (berkemampuan) untuk menunaikannya, Allah berfirman di dalam kitab-Nya surat Ali 'Imran ayat 97 yang artinya sebagai berikut:
"... dan barangsiapa yang kufur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semua alam."
Yakni, barangsiapa yang meninggalkannya dengan berkeyakinan bahwa hal itu (ibadah haji) tidak wajib, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam. Dalam sebuah riwayat diterangkan, bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah berdoa untuk umatnya pada hari Arafah dan beliau memohonkan ampunan untuk mereka, maka Allah menurunkan wahyu kepadanya :
"Sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka pada dosa-dosa antara Aku dan mereka, tetapi Aku tidak akan mengampuni kezhaliman mereka pada sesamanya."
Kemudian Nabi Muhammad Saw. berdoa kembali sebagai berikut:
"Sungguh Engkau Maha Kuasa untuk memaafkan permusuhan mereka."
Tetapi Allah tidak mengabulkannya pada malam itu. Maka pada pagi hari di Muzdalifah, Allah menurunkan wahyu lagi kepada beliau, Dia mengabulkan permohonannya, maka tersenyumlah beliau seraya bersabda sebagai berikut:
"Saya heran kepada musuh Allah, iblis, ketika Allah mengabulkan doaku, ia menjerit karena kecelakaan dan kehancuran seraya menaburkan tanah di kepalanya."
Komentar
Posting Komentar