Pilihan Orang yang Berakal

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. sebagai berikut:

حَقٌّ عَلَى العَاقِلِ اَن يَخْتَارَ سَبْعًا عَلَى سَبْعٍ: الفَقْرَ عَلَی الغِنَی وَالذُّلَّ عَلَى العِزِّ وَالتَّوَاضُعَ عَلَى الكِبْرِ وَالجُوعَ عَلَى الشَّبْعِ وَالغَمَّ عَلَى السُّرُورِ وَالدُّوْنَ عَلَى المُرْتَفِعِ وَالمَوْتَ عَلَى الحَيَاةِ

“Orang yang berakal harus memilih tujuh (sifat) daripada tujuh (sifat) lainnya, yaitu memilih fakir daripada kaya. Memilih hina daripada mulia. Memlilih tawadhuk daripada sombong. Memilih lapar daripada kenyang. Memilih susah daripada gembira. Memilih kerendahan daripada ketinggian dan memilih mati daripada hidup."

Tentang kemudaratan atau kefakiran, itu adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw. sebagai berikut:

"Kefakiran itu cela bagi manusia, tapi perhiasan bagi Allah." (HR. Ad Dailami)

Dalam riwayat yang lain juga diterangkan, bahwa beliau bersabda yang artinya sebagai berikut:

"Wahai orang-orang fakir, tunjukkanlah sifat ridha dari hatimu kepada Allah, maka engkau akan berhasil memperoleh pahala kefakiran, jika tidak begitu, maka tidak bermanfaat apa-apa bagimu."

Adapun mengenai sikap merendahkan diri (merasa dirinya rendah), Rasulullah Saw. bersabda yang artinya sebagai berikut:

"Orang mukmin yang bercampur dengan manusia dan sabar menerima gangguan mereka, adalah lebih utama dibanding orang mukmin yang tidak bergaul dengan orang lain dan tidak sabar menerima gangguan mereka." (HR. Imam Bukhari dan Ahmad)

Dan tentang sikap sopan atau tawadhuk, Nabi Saw. juga telah bersabda sebagai berikut:

"Barangsiapa yang tawadhuk karena khusyuk kepada Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya; dan barangsiapa yang mengunggulkan diri karena sombong, maka Allah akan menurunkan derajatnya."

Imam Bukhori, Ahmad dan Hakim juga telah meriwayatkan dari jalan lain, bahwa beliau Saw. bersabda yang artinya sebagai berikut:

"Tiada seorangpun yang membusungkan dadanya dan berjalan berlagak sombong, melainkan ia akan menemui Allah, sedang Dia murka kepadanya."

Sedang mengenai lapar, Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut:

"Apabila seseorang mengurangi laparnya, maka Allah akan memenuhi nur dalam perutnya."

Dalam riwayat yang lain juga diterangkan, bahwa beliau Saw. bersabda yang artinya sebagai berikut:

"Diantara kalian yang paling disenangi oleh Allah, adalah siapa saja yang paling sedikit makannya dan paling ringan badannya."

Ibnu Majah juga telah meriwayatkan sabda Nabi Muhammad Saw. yang artinya sebagai berikut:

"Sesungguhnya adalah termasuk kelewat batas, jika engkau makan segala yang engkau berselera."

Adapun memilih susah daripada bergembira, itu adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw. yang artinya sebagai berikut:

“Kamu harus bersedih, karena bersedih adalah pintu hati." Mereka (para shahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana cara bersedihnya?" Rasulullah Saw. menjawab, “Buatlah lapar dan haus pada diri kalian."

Dan memilih kerendahan daripada ketinggian, adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dan Ibnu Hibban berikut ini:

"Sesungguhnya perbuatan merendahkan diri itu termasuk sikap yang mulia dalam suatu majlis."

Ibnu Asakir juga telah meriwayatkan dari jalan lain, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda yang artinya sebagai berikut:

"Barangsiapa yang meninggikan diri sendiri di dunia, maka Allah akan menjatuhkannya pada hari kiamat (nanti), barangsiapa yang tawadhuk di dunia karena Allah, maka pada hari kiamat (nanti) Allah akan mengutus malaikat kepadanya untuk kemudian membangkitkan (mengangkat)nya diantara orang-orang yang berkumpul (di padang Mahsyar) seraya berkata, "Wahai hamba yang shaleh, Allah berfirman, "Kemarilah bersama-Ku,kemarilah bersama-Ku! Sesungguhnya kamu termasuk golongan mereka yang tidak dicekam ketakutan lagi pula tidak kesusahan."

Dan yang dimaksud dengan memilih mati daripada hidup disini, adalah dengan cara membelanjakan harta bendanya dalam rangka menta’ati perintah Allah. Jika ia lebih mengutamakan harta sebelum ajal menjemputnya, berarti ia masih suka mendapati hartanya itu; jika sebaliknya, maka berarti ia lebih suka akan kematian, karena sudah tidak menghiraukan hartanya lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan