Keutamaan Membaca Shalawat Nabi Muhammad Saw.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ia berkata sebagai berikut:

مَنْ صَلَّى عَلَى النَّبِيِّ وَاحِدَةً صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ عَشْرَةً وَمَنْ سَبَّهَ مَرَّةً سَبَّ اللّٰهُ عَلَيْهِ عَشْرَةَ مَرَّاتٍ؛ ألاَ تَرَى لِقَوْلِهِ تَعَالَى لِلوَلِيدِ بْنِ مُغِيْرَة لَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَيْهِ حِيْنَ سَبَّ النَّبِيَّ مَرَّةً وَاحِدَةً سَبَّهُ اللّٰهُ عَشْرَ مَرَّاتٍ

"Barangsiapa yang membaca shalawat Nabi Muhammad Saw. satu kali, maka Allah menganugerahi shalawat baginya sepuluh kali lipat, dan barangsiapa yang memaki Nabi Muhammad Saw, maka Allah akan memaki orang itu sepuluh kali lipat (pula). Tidakkah engkau ketahui, firman Allah mengenai Walid bin Mughirah yang dikutuk oleh Allah, lantaran telah mencaci maki Nabi Saw. satu kali, lalu Allah mencaci makinya sepuluh kali."

Maka Allah berfirman di dalam kitab-Nya surat Al Qalam ayat 10-15 yang artinya sebagai berikut:

"Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain itu yang terkenal kejahatannya karena ia mempunyai (banyak) harta dan anak, apabila dibacakan ayat-ayat Kami kepadanya, ia berkata, "(Ini adalah) dongeng-dongeng orang dahulu kala."

Yakni ia yang mendustakan Al Qur’an.

Namimah (adu domba) adalah menjual atau mengobral pembicaraan dari seseorang untuk disampaikan kepada orang lain dengan maksud mengadu antara mereka.

Zanim (suka mengaku keturunan orang lain), sebagaimana yang biasa dilakukan oleh Al Walid. Terkadang ia mengaku sebagai putra Al Walid, dan dalam kesempatan yang lain ia mengaku sebagai putra Al Mughirah, padahal sesungguhnya ia hanyalah putra seorang penggembala dari hasil perzinaan dengan ibunya.

Kesombongan Al Walid itu timbul karena ia mengandalkan kekayaan dan anak-anaknya. Ia mempunyai harta mencapai 9.000 mitsqal perak dan sepuluh anak laki-laki. Apabila Al Walid mendengar bacaan Al Qur’an, ia selalu berkomentar, bahwa Al Qur’an itu tidak lebih dari sekedar dongengan- dongengan zaman kuno. 

Komentar seperti ini dimaksudkan untuk mendustakan (menghina) Al Qur’an. Jika dihitung dari awal, maka hal ini merupakan cacian Allah SWT. yang kesepuluh kalinya terhadap diri Al Walid.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Lima Perkara yang Tidak Boleh Diremehkan