Postingan

Petunjuk Yang Terdapat Dalam Taurat (2)

Sedangkan wira’i atau wara, adalah merupakan syarat pokok dalam usaha mencapai istiqamah dalam beragama. Dan wara’ yang paling rendah itu adalah menjauhi penyelewengan, seperti yang disebut dalam masalah persaksian, sedang wara' yang paling tinggi adalah wara' para shiddiqin (orang-orang yang jujur). Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. berikut ini: “ Sebaik-baik agama kamu adalah perbuatan wara’. " Siapa yang ingin tinggal di tengah-tengah surga, maka jadilah orang yang banyak berdzikir kepada Allah di waktu malam dan siang hari. Al Qusyairi mengatakan, “ Seseorang tidak dapat bersambung kepada Allah, melainkan dalam keadaan senantiasa berdzikir kepada-Nya ." Adapun dzikir itu sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu dzikir dengan lisan dan dzikir dengan hati. Dzikir dengan lisan ini dapat menyampaikan seseorang pada dzikir hati secara konsis, dan untuk mempengaruhi dzikir hati. Jika seorang hamba sudah berdzikir dengan lisannya dan diikuti dengan hatinya, maka ini...

Petunjuk yang Terdapat Dalam Taurat (1)

Wahab bin Munabbih ra. mengatakan, "Terdapat dalam kitab Taurat akan dua puluh tujuh petunjuk, yaitu sebagai berikut: مَنْ تَزَوَّدَ في الدُّنْيَا صَارَ يَوْمَ القِيَامَةِ حَبِيْبَ اللّٰهِ " Barangsiapa berbekal di dunia, maka pada hari Kiamat (nanti) ia akan menjadi kekasih Allah." مَنْ تَرَكَ الغَضَبَ صَارَ فِي جِوَارِ اللّٰهِ " Barangsiapa yang meninggalkan marah, maka ia menjadi tetangga Allah. " مَنْ تَرَكَ حُبَّ العَيْشِ فِي الدُّنْيَا صَارَ يَوْمَ القِيَامَةِ آمِنًا " Barangsiapa meninggalkan cinta Kehidupan dunia, maka pada hari kiamat ia menjadi orang yang aman ." مَنْ تَرَكَ الحَسَدَ صَارَ يَوْمَ القِيَامَةِ مَحْمُودًا عَلَى رُؤُوْسِ الخَلاَئِقِ " Barangsiapa meninggalkan sifat dengki, maka pada hari kiamat (nanti) ia menjadi orang yang terpuji di hadapan para pemimpin makhluk ." مَنْ تَرَكَ حُبُّ الرِّيَاسَةِ صَارَ يَوْمَ القِيَامَةِ عَزِيْزًا عِنْدَ المَلِكِ الجَبَّارِ " Barangsiapa yang tidak menyukai jabatan, maka pada har...

Para Kekasih dan Musuh Iblis

Sebagaimana hadits Nabi Muhammad Saw. yang diriwyatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwa ia berkata sebagai berikut: " Pada suatu hari Nabi Muhammad Saw. bertanya kepada iblis terlaknat, "Berapa kekasihmu dalam amatku". Ia (iblis) menjawab, "Sepuluh golongan, yaitu: Imam (pemimpin) yang menyeleweng, orang yang sombong, orang kaya yang tak peduli darimana diperoleh kekayaannya dan kemana ia akan membelanjakannya, orang alim yang mendukung (membenarkan) terhadap penyelewengan sang penguasa, pedagang yang curang, penimbun makanan pokok, orang yang berbuat zina, pemakan riba, orang kikir yang tidak peduli darimana ia peroleh hartanya, dan peminum khamer yang mabuk karenanya." (Selanjutnya diterangkan): Kemudian Nabi Muhammad Saw. bertanya lagi kepada sang iblis, “Lalu ada berapa musuhmu dalam umatku?" Iblis menjawab, “ Ada dua puluh golongan, yaitu: Yang pertama, adalah engkau sendiri, wahai Muhammad, karena sungguh aku benci kepadamu, orang alim yang mengamalkan ilmu...

Do’a-do’a Pada Malam Hari Arafah

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. berikut ini : مَا مِنْ عَبْدٍ وَأَمَةٍ دَعَا بِهَذَا الدُّعَاءِ فِى لَيْلَةِ عَرَفَةَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَهِيَ عَشْرُ كَلِمَاتٍ لَمْ يَسْأَلِ اللّٰهَ شَيْئًا إلاَّ أَعْطَاهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِقَطِيعَةِ رَحِمٍ أَوْ مَأْثَمٍ " Tidaklah seorangpun yang berdoa dengan doa ini pada malam Arafah sebanyak seribu kali, yakni sepuluh kalimat, lalu ia memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya, selama ia tidak meminta putus hubungan silaturrahim atau permintaan yang berupa dosa ." Adapun sepuluh kalimat tersebut, adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas ra. berikut ini: Pertama:  سُبْحَانَ الَّذِي فِى السَّمَاءِ عَرْشُهُ " Subhaanal ladzii fis samaa-i 'Arsyuhu" (Maha Suci Tuhan yang 'Arsy-Nya di langit).   Kedua:  سُبْحَانَ الَّذِي فِى الأَرْضِ ملْكُهُ وَقُدْرَتُهُ " Subhaanal ladzii fil ardhi mulkiihu wa qudratuhun" (Maha Suci Tuhan yang kerajaan dan kekuasam-Nya di bumi) .  Ketiga:...

Sebab-sebab Hati Menjadi Mati

Diriwayatkan dari Syaqiq Al Balkhi, ia berkata, bahwa Ibrahim bin Adham pernah jalan-jalan di pasar Basrah, lalu orang-orang berkumpul kepadanya. Lalu Ibrahim bin Ad-ham berkata (menjawab) ketika mereka menanyakan tentang firman Allah  berikut ini : اُدْعُوْنِي اَسْتَجِبْ لَكُمْ " Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkan doa kalian. " Padahal kami telah bertahun-tahun berdoa, namun mengapa belum juga dikabulkan doa kami. Ibrahim menjawab: مَاتَتْ قُلُوبُكُم مِنْ عَشْرَةِ أَشْيَاءَ أَوَّلُهَا أَنَّكُمْ عَرَفْتُمُ اللّٰهَ وَلَمْ تُؤَدُّوا حَقَّهُ، وَقَرَأْتُمْ كِتَابَ اللّٰهِ وَلَمْ تَعْمَلُوْا بِهِ، وَادَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ إِبْلِيسَ وَوَالَيْتُمُوهُ، وادَّعَيْتُمْ حُبَّ الرَّسُوْلِ وَتَرَكْتُمْ أَثَرَهُ وَسُنَّتَهُ، وَادَّعَيْتُمْ حُبَّ الجَنَّةِ وَلَم تَعْمَلُوا لَهَا، وَادَّعَيْتُمْ خَوْفَ النَّارِ وَلَم تَنْتَهُوا عَنِ الذُّنُوْبِ، وَادَّعَيْتُمْ أَنَّ المَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوا لَهُ، وَاشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوْبِ غَيْرِكُمْ وَتَرَكْتُمْ عُيُوْبِ أَنْفُسِك...

Keutamaan Membaca Shalawat Nabi Muhammad Saw.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ia berkata sebagai berikut: مَنْ صَلَّى عَلَى النَّبِيِّ وَاحِدَةً صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ عَشْرَةً وَمَنْ سَبَّهَ مَرَّةً سَبَّ اللّٰهُ عَلَيْهِ عَشْرَةَ مَرَّاتٍ؛ ألاَ تَرَى لِقَوْلِهِ تَعَالَى لِلوَلِيدِ بْنِ مُغِيْرَة لَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَيْهِ حِيْنَ سَبَّ النَّبِيَّ مَرَّةً وَاحِدَةً سَبَّهُ اللّٰهُ عَشْرَ مَرَّاتٍ " Barangsiapa yang membaca shalawat Nabi Muhammad Saw. satu kali, maka Allah menganugerahi shalawat baginya sepuluh kali lipat, dan barangsiapa yang memaki Nabi Muhammad Saw, maka Allah akan memaki orang itu sepuluh kali lipat (pula). Tidakkah engkau ketahui, firman Allah mengenai Walid bin Mughirah yang dikutuk oleh Allah, lantaran telah mencaci maki Nabi Saw. satu kali, lalu Allah mencaci makinya sepuluh kali ." Maka Allah berfirman di dalam kitab-Nya surat Al Qalam ayat 10-15 yang artinya sebagai berikut: " Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, banyak mencela, yang kian kemari mengham...

Kebiasaan-kebiasaan Nabi Ibrahim as.

Allah Swt. telah berfirman di dalam Kitab-Nya surat Al Baqarah ayat 124 yang artinya sebagai berikut: " Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu Ibrahim menunaikannya." Kaitannya dengan ayat tersebut diatas, Ibnu Abbas ra. memberikan tafsiran tentang ujian tersebut, yaitu sebagai berikut: " (Nabi Ibrahim as. diuji dengan) sepuluh perkara sunnah, lima berada di kepala, yaitu siwak, berkumur, menyedot air ke dalam hidung, menggunting kumis dan mencukur rambut kepala. Sedang yang lainnya berada di badan, yaitu mencabut bulu ketiak, memotong kuku, mencukur rambut kemaluan, khitan dan beristinja " Sepuluh macam ujian ini, termuat dalam sebuah syair yang didendangkan dalam Bahar Thawil sebagai berikut: " Berkumurlah, menyedot airlah, menggunting kumislah # Biasakanlah bersiwak dan perhatikan memangkas rambut. Dikhitan, mencukur bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan # Dan jangan lupa istinja' dan memotong kuku ."