Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Petunjuk Yang Terdapat Dalam Taurat (2)

Sedangkan wira’i atau wara, adalah merupakan syarat pokok dalam usaha mencapai istiqamah dalam beragama. Dan wara’ yang paling rendah itu adalah menjauhi penyelewengan, seperti yang disebut dalam masalah persaksian, sedang wara' yang paling tinggi adalah wara' para shiddiqin (orang-orang yang jujur). Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. berikut ini: “ Sebaik-baik agama kamu adalah perbuatan wara’. " Siapa yang ingin tinggal di tengah-tengah surga, maka jadilah orang yang banyak berdzikir kepada Allah di waktu malam dan siang hari. Al Qusyairi mengatakan, “ Seseorang tidak dapat bersambung kepada Allah, melainkan dalam keadaan senantiasa berdzikir kepada-Nya ." Adapun dzikir itu sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu dzikir dengan lisan dan dzikir dengan hati. Dzikir dengan lisan ini dapat menyampaikan seseorang pada dzikir hati secara konsis, dan untuk mempengaruhi dzikir hati. Jika seorang hamba sudah berdzikir dengan lisannya dan diikuti dengan hatinya, maka ini...

Petunjuk yang Terdapat Dalam Taurat (1)

Wahab bin Munabbih ra. mengatakan, "Terdapat dalam kitab Taurat akan dua puluh tujuh petunjuk, yaitu sebagai berikut: مَنْ تَزَوَّدَ في الدُّنْيَا صَارَ يَوْمَ القِيَامَةِ حَبِيْبَ اللّٰهِ " Barangsiapa berbekal di dunia, maka pada hari Kiamat (nanti) ia akan menjadi kekasih Allah." مَنْ تَرَكَ الغَضَبَ صَارَ فِي جِوَارِ اللّٰهِ " Barangsiapa yang meninggalkan marah, maka ia menjadi tetangga Allah. " مَنْ تَرَكَ حُبَّ العَيْشِ فِي الدُّنْيَا صَارَ يَوْمَ القِيَامَةِ آمِنًا " Barangsiapa meninggalkan cinta Kehidupan dunia, maka pada hari kiamat ia menjadi orang yang aman ." مَنْ تَرَكَ الحَسَدَ صَارَ يَوْمَ القِيَامَةِ مَحْمُودًا عَلَى رُؤُوْسِ الخَلاَئِقِ " Barangsiapa meninggalkan sifat dengki, maka pada hari kiamat (nanti) ia menjadi orang yang terpuji di hadapan para pemimpin makhluk ." مَنْ تَرَكَ حُبُّ الرِّيَاسَةِ صَارَ يَوْمَ القِيَامَةِ عَزِيْزًا عِنْدَ المَلِكِ الجَبَّارِ " Barangsiapa yang tidak menyukai jabatan, maka pada har...

Para Kekasih dan Musuh Iblis

Sebagaimana hadits Nabi Muhammad Saw. yang diriwyatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwa ia berkata sebagai berikut: " Pada suatu hari Nabi Muhammad Saw. bertanya kepada iblis terlaknat, "Berapa kekasihmu dalam amatku". Ia (iblis) menjawab, "Sepuluh golongan, yaitu: Imam (pemimpin) yang menyeleweng, orang yang sombong, orang kaya yang tak peduli darimana diperoleh kekayaannya dan kemana ia akan membelanjakannya, orang alim yang mendukung (membenarkan) terhadap penyelewengan sang penguasa, pedagang yang curang, penimbun makanan pokok, orang yang berbuat zina, pemakan riba, orang kikir yang tidak peduli darimana ia peroleh hartanya, dan peminum khamer yang mabuk karenanya." (Selanjutnya diterangkan): Kemudian Nabi Muhammad Saw. bertanya lagi kepada sang iblis, “Lalu ada berapa musuhmu dalam umatku?" Iblis menjawab, “ Ada dua puluh golongan, yaitu: Yang pertama, adalah engkau sendiri, wahai Muhammad, karena sungguh aku benci kepadamu, orang alim yang mengamalkan ilmu...

Do’a-do’a Pada Malam Hari Arafah

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. berikut ini : مَا مِنْ عَبْدٍ وَأَمَةٍ دَعَا بِهَذَا الدُّعَاءِ فِى لَيْلَةِ عَرَفَةَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَهِيَ عَشْرُ كَلِمَاتٍ لَمْ يَسْأَلِ اللّٰهَ شَيْئًا إلاَّ أَعْطَاهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِقَطِيعَةِ رَحِمٍ أَوْ مَأْثَمٍ " Tidaklah seorangpun yang berdoa dengan doa ini pada malam Arafah sebanyak seribu kali, yakni sepuluh kalimat, lalu ia memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya, selama ia tidak meminta putus hubungan silaturrahim atau permintaan yang berupa dosa ." Adapun sepuluh kalimat tersebut, adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas ra. berikut ini: Pertama:  سُبْحَانَ الَّذِي فِى السَّمَاءِ عَرْشُهُ " Subhaanal ladzii fis samaa-i 'Arsyuhu" (Maha Suci Tuhan yang 'Arsy-Nya di langit).   Kedua:  سُبْحَانَ الَّذِي فِى الأَرْضِ ملْكُهُ وَقُدْرَتُهُ " Subhaanal ladzii fil ardhi mulkiihu wa qudratuhun" (Maha Suci Tuhan yang kerajaan dan kekuasam-Nya di bumi) .  Ketiga:...

Sebab-sebab Hati Menjadi Mati

Diriwayatkan dari Syaqiq Al Balkhi, ia berkata, bahwa Ibrahim bin Adham pernah jalan-jalan di pasar Basrah, lalu orang-orang berkumpul kepadanya. Lalu Ibrahim bin Ad-ham berkata (menjawab) ketika mereka menanyakan tentang firman Allah  berikut ini : اُدْعُوْنِي اَسْتَجِبْ لَكُمْ " Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkan doa kalian. " Padahal kami telah bertahun-tahun berdoa, namun mengapa belum juga dikabulkan doa kami. Ibrahim menjawab: مَاتَتْ قُلُوبُكُم مِنْ عَشْرَةِ أَشْيَاءَ أَوَّلُهَا أَنَّكُمْ عَرَفْتُمُ اللّٰهَ وَلَمْ تُؤَدُّوا حَقَّهُ، وَقَرَأْتُمْ كِتَابَ اللّٰهِ وَلَمْ تَعْمَلُوْا بِهِ، وَادَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ إِبْلِيسَ وَوَالَيْتُمُوهُ، وادَّعَيْتُمْ حُبَّ الرَّسُوْلِ وَتَرَكْتُمْ أَثَرَهُ وَسُنَّتَهُ، وَادَّعَيْتُمْ حُبَّ الجَنَّةِ وَلَم تَعْمَلُوا لَهَا، وَادَّعَيْتُمْ خَوْفَ النَّارِ وَلَم تَنْتَهُوا عَنِ الذُّنُوْبِ، وَادَّعَيْتُمْ أَنَّ المَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوا لَهُ، وَاشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوْبِ غَيْرِكُمْ وَتَرَكْتُمْ عُيُوْبِ أَنْفُسِك...

Keutamaan Membaca Shalawat Nabi Muhammad Saw.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ia berkata sebagai berikut: مَنْ صَلَّى عَلَى النَّبِيِّ وَاحِدَةً صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ عَشْرَةً وَمَنْ سَبَّهَ مَرَّةً سَبَّ اللّٰهُ عَلَيْهِ عَشْرَةَ مَرَّاتٍ؛ ألاَ تَرَى لِقَوْلِهِ تَعَالَى لِلوَلِيدِ بْنِ مُغِيْرَة لَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَيْهِ حِيْنَ سَبَّ النَّبِيَّ مَرَّةً وَاحِدَةً سَبَّهُ اللّٰهُ عَشْرَ مَرَّاتٍ " Barangsiapa yang membaca shalawat Nabi Muhammad Saw. satu kali, maka Allah menganugerahi shalawat baginya sepuluh kali lipat, dan barangsiapa yang memaki Nabi Muhammad Saw, maka Allah akan memaki orang itu sepuluh kali lipat (pula). Tidakkah engkau ketahui, firman Allah mengenai Walid bin Mughirah yang dikutuk oleh Allah, lantaran telah mencaci maki Nabi Saw. satu kali, lalu Allah mencaci makinya sepuluh kali ." Maka Allah berfirman di dalam kitab-Nya surat Al Qalam ayat 10-15 yang artinya sebagai berikut: " Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, banyak mencela, yang kian kemari mengham...

Kebiasaan-kebiasaan Nabi Ibrahim as.

Allah Swt. telah berfirman di dalam Kitab-Nya surat Al Baqarah ayat 124 yang artinya sebagai berikut: " Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu Ibrahim menunaikannya." Kaitannya dengan ayat tersebut diatas, Ibnu Abbas ra. memberikan tafsiran tentang ujian tersebut, yaitu sebagai berikut: " (Nabi Ibrahim as. diuji dengan) sepuluh perkara sunnah, lima berada di kepala, yaitu siwak, berkumur, menyedot air ke dalam hidung, menggunting kumis dan mencukur rambut kepala. Sedang yang lainnya berada di badan, yaitu mencabut bulu ketiak, memotong kuku, mencukur rambut kemaluan, khitan dan beristinja " Sepuluh macam ujian ini, termuat dalam sebuah syair yang didendangkan dalam Bahar Thawil sebagai berikut: " Berkumurlah, menyedot airlah, menggunting kumislah # Biasakanlah bersiwak dan perhatikan memangkas rambut. Dikhitan, mencukur bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan # Dan jangan lupa istinja' dan memotong kuku ."

Sepuluh Perkara Terdapat Dalam Sepuluh Tempat yang Lain

Diriwayatkan dari sebagian hukama yang artinya sebagai berikut: “ Saya mencari sepuluh perkara dalam sepuluh tempat, ternyata saya temukan dalam sepuluh tempat yang lain, yaitu: Saya mencari ketinggian derajat dalam sikap takabur, ternyata saya temukan dalam tawadhuk. Saya mencari kualitas ibadah tertinggi dalam shalat, ternyata saya temukan dalam wara'. Saya mencari kesenggangan hidup dalam semangat mencari harta, ternyata soya temukan dalam zuhud. Saya mencari sinar hati dalam shalat siang hari yang dilaksanakan secara terang-terangan, ternyata saya temui dalam shalat malam yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dan saya mencari penerang di hari kiamat dalam kedermawanan dan kemurahan hati, ternyata saya temukan dalam hausnya puasa. Saya mencari keselamatan melintasi titian (shirath) dalam pahala kurban, ternyata saya temukan dalam pahala sedekah. Saya mencari keselamatan dari neraka dalam pahala mencapai hal-hal yang diperbolehkan dalam agama, ternyata saya temukan dalam pahal...

Cincin-cincin Ahli Surga dan Ahli Neraka

Sebagaimana yang telah diriwyatkan dari ‘Aisyah ra bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut: إِذَا أَرَادَ اللّٰهُ تَعَالَى أَن يُدْخِلَ أَهْلَ الجَنَّةَ فِى الجَنَّةِ بَعَثَ إِلَيْهِمْ مَلَكًا وَمَعَهُ هَدِيَّةٌ وَكِسْوَةٌ مِنَ الجَنَّةِ، فَإِذَا أَرَادُوا أَنْ يَدْخُلُوهَا قَالَ لَهُمْ المَلَكُ قِفُوا، إِنَّ مَعِيَ هَدِيَّةٌ مِنْ رَبِّ العَالَمِينَ، قَالُوا وَمَا تِلْكَ الهَدِيَّةُ؟ Apabila Allah berkehendak memasukkan ahli surga ke dalam surga, terlebih dahulu mengutus malaikat untuk menemui mereka dengan membawakan hadiah dan busana dari surga, jika nanti mereka akan masuk, maka berkatalah Malaikat kepada mereka, “ Sesungguhnya aku membawakan hadiah untuk tuan dari Allah Tuhan semesta alam ." Dan mereka balik bertanya, “ Hadiah apa itu? ” Lalu Malaikat menjawab, “ Dia adalah sepuluh biji cincin . Yang pertama ditulis: سَلاَمٌ عَلَيْكُم طِبْتُم فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ " Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu, maka masukilah surga ini untuk selama...

Keutamaan-keutamaan Dalam Shalat

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad Saw. bahwa beliau bersabda sebagai berikut: الصَّلاَةُ عِمَادُ الدِّينِ وَمَن أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَ الدِّين وَمَن تَرَكَهَا فَقَد هَدَمَ الدِّينَ “ Shalat itu adalah tiangnya agama, maka barangsiapa yang menunaikannya, berarti ia menegakkan agama dan barangsiapa yang meninggalkannya, berarti ia merobohkan agama. " Selanjutnya beliau Saw. bersabda pula sebagai berikut:  وَفِيْهَا عَشْرُ خِصَالٍ: زَيْنُ الوَجْهِ، وَنُوْرُ القَلْبِ، وَرَاحَةُ البَدَنِ، وَأَنْسٌ فِى القَبرِ، وَمَنْزِلُ الرَّحْمَةِ، وَمِفْتَاحُ السَّمَاءِ، وَثَقْلُ المِيْزَانِ، وَمَرْضَاةُ الرَّبِّ، وَثَمَنُ الجَنَّةِ، وَحِجَابٌ مِنَ النَّارِ "Di dalam shalat itu terkandung sepuluh keutamaan, yaitu; menghiasi muka, menerangi hati, menyenangkan badan, dihibur di dalam kubur, turun rahmat, kunci surga, berat timbangan, disenangi Tuhan, harga surga dan penghalang dari neraka." Shalat dapat menyinari hati, sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits N...

Perkara Yang Harus Dikerjakan Ketika Masuk Masjid

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. berikut ini: يَنْبَغِي لِلدَّاخِلِ فِى المَسْجِدِ عَشْرُ خِصَالٍ: أَوَّلُهَا أَنْ يَتَعَاهَدَ خُفَّيْهِ أَوْ نَعْلَيْهِ وَأَنْ يَبْدَأَ بِرِجْلِهِ اليُمْنَى " Seyogyanya orang yang masuk masjid mengerjakan akan sepuluh perkara, yaitu: pertama, membersihkan kedua khuf atau sandalnya dan mulai masuk dengan mendahulukan kaki kanan. " وَأَنْ يَقُوْلُ إِذَا دَخَلَ بِسْمِ اللّٰهِ وَسَلاَمٌ عَلَى رَسُولِ اللّٰهِ وَعَلَى مَلاَئِكَةِ اللّٰهِ، اللّٰهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّاب " Kedua, apabila masuk mengucapkan (yang artinya), “Dengan menyebut nama Allah, semoga keselamatan terlimpah kepada Rasulullah dan semua Malaikat. Wahai Tuhanku, bukakanlah bagi kami pintu rahmat-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ." وَأَنْ يُسَلِّمُ عَلَى أَهْلِ المَسْجِدِ، وَأَنْ يَقُوْلَ إِذَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ أَحَدٌ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللّٰهِ الصَّالِحِينَ " Ketiga, membaca salam kepada ahli masjid, ...

Golongan yang Tidak Diterima Shalatnya

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. sebagai berikut: عَشْرَةُ نَفَرٍ لَنْ يُقْبَلَ اللّٰهُ تَعَالَى صَلاَتَهُمْ: رَجُلٌ صَلَّى وَحِيْدًا بِغَيْرِ قِرَاءَةٍ، وَرَجُلٌ لاَ يُؤَدِّي الزَّكَاةَ، وَرَجُلٌ يَؤُمُّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ، وَرَجُلٌ مَمْلُوكٌ آبِقٌ، وَرَجُلٌ شَارِبُ الخَمْرِ مُدْمِنٌ، وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا سَاخِطٌ عَلَيْهَا، وَامْرَأَةٌ حُرَّةٌ تُصَلِّى بِغَيْرِ خِمَارٍ، وَآكِلُ الرِّبَى، وَالإِمَامُ الجَائِرُ، وَرَجُلٌ لاَ تَنْهَاهُ صَلاَتُهُ عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ لاَ يَزْدَادُ مِنَ اللّٰهِ إلاَّ بُعْدًا “ Sepuluh golongan yang Allah SWT. tidak mau menerima shalatnya, yaitu: orang yang shalat sendirian tanpa membaca surat Al Fatihah. Orang yang tidak mau menunaikan zakat; orang yang menjadi imam pada suatu kaum yang membencinya. Seorang hamba sahaya yang melarikan diri. Peminum khamar (arak) yang pemabuk. Perempuan yang tidur malam dan membuat jengkel suaminya. Perempuan dewasa yang shalat tanpa memakai kerudung (mukena), pemakan riba, pemimpin yang...

Golongan yang Tidak Akan Masuk Surga

Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwa ia berkata Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut: عَشْرَةُ أَصْنَافٍ مِنْ أُمَّتِي لاَ يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلاَّ مَن تَائِبٌ، أَوَّلُهُم القَلاَّعُ، وَالجَيُّوفُ، والقَتَّاتُ، وَالدَّبُوبُ، والدَيُّوثُ، وَصَاحِبُ العَرْطَبَةِ، وَصَاحِبُ الكُوْبَةِ، وَالعُتْلُ، وَالزَّنِيمُ، وَالعَاقِ لِوَالِدَيْهِ " Sepuluh golongan umatku tidak akan masuk surga, kecuali yang bertaubat, yaitu: Al Qalla, Juyyuf, Qattat, Daibub, Dayyus, pemilik Artabah, pemilik Kubah, ‘Utul, Zanim dan orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya. " Selanjutnya, kaitannya dengan hadits ini Ibnu Abbas menyatakan pula yang artinya sebagai berikut: Lalu ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud Al Qalla itu ?" Beliau menjawab, “Orang yang berjalan di hadapan para pejabat." "Apa yang dimaksud Juyyuf?" Beliau menjawab, “Pencuri kuburan." "Apa yang dimaksud Qattat?" Beliau menjawab, “Orang yang suka me...

Kalimat-kalimat Yang Mengandung Hikmah

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, bahwa salah seorang raja pernah memanggil lima ahli hikmah untuk berkumpul bersama. Lalu ia meminta agar masing-masing (ahli hikmah tersebut), mengemukakan dua kalimat hikmah, sehingga jumlahnya menjadi sepuluh kalimat hikmah. Ahli hikmah yang pertama mengatakan sebagai berikut: خَوْفُ الخَالِقِ اَمْنٌ وَأَمْنُهُ كُفْرٌ، وَأَمْنُ المَخْلُوقِ عِتْقٌ وَخَوْفُهُ رِقٌّ "Takut kepada Maha Pencipta (Allah) menjadi jaminan keamanan, sedang merasa aman dari siksa Allah menjadi sumber ketakutan. Tidak merasa takut kepada sesama makhluk itu merupakan pangkal kemerdekaan, sedang merasa takut kepada sesama makhluk itu adalah pangkal tawanan." Sementara ahli hikmah yang kedua mengemukakan sebagai berikut: الرَّجَاءُ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى غِنًي لاَ يَضُرُّهُ فَقْرٌ، وَاليَأْسُ عَنْهُ فَقْرٌ لاَ يَنْفَعُ مَعَهُ غِنًي "Adanya harapan kepada Allah itu merupakan kekayaan yanag tidak tergoyahkan oleh kefakiran, dan putus asa dari kemurahan Allah itu merupak...