Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Perkara yang Terkandung Dalam Zuhud

Sebagaimana yang dinyatakan oleh sebagian hukama sebagai berikut: فِي الزُّهْدِ خَمْسُ خِصَالٍ: الثِّقَةُ بِاللّٰهِ وَالتَّبَرِّي عَنِ الخَلْقِ وَالإخْلَاصُ فِي العَمَلِ وَاحْتِمَالُ الظُّلْمِ وَالقَنَاعَةُ بِمَا فِي اليَدِ “Di dalam zuhud terkandung lima perkara terpuji yaitu: percaya penuh kepada Allah, terbebas diri dari sesama makhluk, tulus ikhlas dalam berbuat, kesanggupan memikul kezhaliman dan kecukupan diri dengan apa yang ada di tangan.” Sebagian hukama berpendapat, bahwa di dalam zuhud itu terkandung lima perkara yang terpuji, yaitu: 1. Berpegang teguh kepada Allah serta cinta fakir. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah bin Al Mubarak, Syaqiq Al Balkhi dan Yusuf bin Asbath, “Salah satu tanda zuhud adalah tidak akan kuat zuhudnya selain dengan berpegang teguh kepada Allah.” 2. Membebaskan diri dari sesama makhluk, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Sulaiman Ad Darani, “Zuhud adalah meninggalkan apa-apa yang melalaikan dari Allah Swt”. 3. Tulus ikhlas dalam berbuat, sebag...

Lima Perkara Yang Paling Utama

Diriwayatkan dari Umar ra. bahwa ia berkata sebagai berikut: رَاَيْتُ جَمِيْعَ الأَخِلاَّءِ فَلَمْ اَرَ خَلِيْلًا اَفْضَلُ مِنْ حِفْظِ اللِّسَانِ، وَرَاَيْتُ جَمِيْعَ اللِّبَاسِ فَلَمْ اَرَ لِبَاسًا اَفْضَلُ مِنْ الوَرَعِ، وَرَاَيْتُ جَمِيْعَ المَالِ فَلَمْ اَرَ مَالاً اَفْضَلُ مِنَ القَنَاعَةِ، وَرَاَيْتُ جَمِيْعَ البِرَّ فَلَمْ اَرَ بِرًّا اَفْضَلُ مِنَ النَّصِيْحَةِ، وَرَاَيْتُ جَمِيْعَ الاَطْعِمَّةِ فَلَمْ اَرَ طَعَامًا اَفْضَلُ مِنَ الصَّبْرِ “Aku melihat semua teman karib, maka aku tidak melihat teman karib yang lebih utama daripada memelihara ucapan. Aku melihat semua pakaian, maka aku tidak melihat pakaian yang lebih utama daripada wira’i. Aku melihat semua harta benda, maka aku tidak melihat harta benda yang lebih utama daripada qana’ah. Aku melihat semua kebaikan, maka aku tidak melihat kebaikan yang lebih utama daripada nasihat. Dan aku melihat semua makanan, lalu aku tidak melihat makanan yang lebih lezat daripada sabar.” Yang dimaksud dengan perkataan Umar ra. diatas adala...

Perkara Yang Harus Tetap Dipegang Teguh

Diriwayatkan dari guru Hatim Al Asham r.a., yaitu Syaqiq Al Balkhi mengatakan sebagai berikut: عَلَيْكُمْ بِخَمْسِ خِصَالٍ فَاعْمَلُوْهَا: اُعْبُدُوا اللّٰهَ بِقَدْرِ حَاجَتِكُمْ إِلَيْهِ، وَخُذُوا مِنَ الدُّنْيَا بِقَدْرِ عُمْرِكُمْ فِيْهَا، وأَذْنِبُوْا اللّٰهَ بِقَدْرِ طَاقَتِكُمْ عَلَى عَذَابِهِ، وتَزَوَّدُوْا فِى الدُّنْيَا بِقَدْرِ مُكْثِكُمْ فِى القَبْرِ، وَاعْمَلُوْا لِلْجَنَّةِ بِقَدْرِ مَا تُرِيْدُوْنَ فِيْهَا المَقَامَ “Laksanakanlah lima perkara ini: beribadahlah kepada Allah sebanyak apa yang kamu butuhkan dari-Nya, berbuat dosalah kepada Allah sejauh kamu mampu menanggung siksa-Nya, him-punlah bekal di dunia sebanyak usiamu di dunia, dan berbuatlah demi surga, senilai kedudukan surga yang kamu kehendaki.” Warga penghuni surga itu bertingkat-tingkat, sesuai dengan sedikit banyaknya amal kebajikan yaang telah diperbuatnya. Bagi yang tertinggi kebajikannya, maka ia akan menempati tingkatan surga yang paling tinggi. Dalam kesempatan lain Syaqiq Al Balkhi juga mengatakan, “Say...

Perkara yang Mencelakakan Iblis dan Membahagiakan Adam as

Sebagaimana yang dikatakan oleh Muhammad bin Dauri ra. berikut ini: شَقَى إِبْلِيْسُ بِخَمْسَةِ أَشْيَاءَ لَمْ يُقِرُّ بِالذَّنْبِ، وَلَمْ يَنْدَم، وَلَمْ يَلُمْ نَفْسَهُ، وَلَمْ يَعْزَمْ عَلَى التَّوْبَةِ، وَقَنَطَ مِنْ رَحْمَةِ اللّٰهِ؛ وَسَعِدَ آدَمُ بِخَمْسَةِ أَشْيَاءَ: أَقَرَّ بِالذَّنْبِ، وَنَدِمَ عَلَيْهِ، وَاَلَمَّ نَفْسَهُ، وَأَسْرَعَ فِى التَّوْبَةِ، وَلَنْ يَقْنُطَ مِنْ رَحْمَةِ اللّٰهِ “Iblis celaka karena lima perkara, yaitu tidak mengakui dosa, tidak bersedih, tidak mencela dirinya sendiri, tidak mengazam berniat taubat, dan putus asa dari rahmat Allah. Sedang yang membuat Adam merasa bahagia juga lima perkara, yaitu: mengakui dosa, menyesali dosanya, menyalahkan dirinya sendiri, segera bertaubat, dan tidak pernah putus asa dari rahmat Allah.” Nabi Adam as. merasa bahagia lantaran mengakui dosanya, sebagaimana pengakuan beliau yang diabadikan oleh Allah di dalam firman-Nya sebagai berikut: رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِن لَم تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنّ...

Kejelekan Sifat Tergesa-gesa, Kecuali Dalam Lima Hal

Sebagaimana yang diriwayatkan dari Hatim Al Asham r.a., ia berkata sebagai berikut: العَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ إلاَّ فِى خَمْسِ مَوَاضِعَ، فَإِنَّهَا مِنْ سُنَنِ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: إِطْعَامُ الضَّيْفِ إِذَا نَزَلَ، وتَجْهِيْزُ المَيِّتِ إِذَا مَاتَ، وَتَزْوِيْجُ البِنْتِ إِذَا بَلَغَتْ، وَقَضَاءُ الدَّيْنِ إِذَا وَجَبَ، وَالتَّوْبَةُ مِنَ الذُّنُوْبِ إِذَا فَرَطَ “Tergesa-gesa itu berasal dari syaitan, kecuali pada lima tempat, karena sesungguhnya tergesa-gesa dalam hal itu termasuk sunnah Rasulullah Saw. yaitu: Memberi makan kepada tamu, jika ia menginap. Mengurus jenazah orang yang sudah meninggal. Menikahkan anak perempuan jika sudah baligh. Membayar hutang jika telah jatuh tempo pembayarannya. Dan bertaubat dari dosa jika terlanjur mengerjakannya.’’ Setiap perbuatan yang dilakukan dengan tergesa-gesa itu berasal dari syaitan, tetapi tergesa-gesa dalam lima perkara itu justru merupakan sunnah Rasulullah Saw. diantaranya yaitu: 1. Menjamu tamu dengan makanan seadanya, jika ia tela...

Tiada Harta Tanpa Disertai Lima Perkara Tercela

Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Sufyan Ats Tsauri ra. berikut ini: لاَ يَجْتَمِعُ فِى هٰذَا الزَّمَانِ لِأَحَدٍ مَالٌ إلاَّ وَعِنْدَهُ خَمْسُ خِصَالٍ: طُوْلُ الأَمَلِ، وَحِرْصٌ غَالِبٌ، وَشُحٌّ شَدِيْدٌ، وَقِلَّةُ الوَرَعِ، وَنِسْيَانُ الآخِرَةِ “Pada zaman ini, tiada harta pada seseorang melainkan disertai oleh lima hal yang tercela, yaitu: lamunan ngelantur, tamak yang menguasainya, kikir yang berlebihan, tidak adanya lagi sifat wira’i, dan melupakan akhirat.” Dalam mengumpulkan harta dewasa ini, tidak bisa lepas dari lima perkara yang sangat tercela, yaitu: 1. Menunggu sesuatu yang tidak mungkin terjadi. 2. Dikuasai oleh sifat rakus (tidak pernah puas terhadap setiap yang diteri-manya). Orang yang mencintai dunia dicela, sedangkan orang yang mencari kelebihannya dikritik. Mencintai dunia dikhususkan pada segala hal yang melewati batas kebutuhannya, sedangkan kelebihan dunia adalah merasa gembira dengan segala hal yang melebihi ukuran kebutuhannya. Sebagaimana yang telah dit...

Perkara-perkara yang Berkaitan Dengan Harta

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. sebagai berikut: إِنَّ فِى جَمْعِ المَالِ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ: العَنَاءَ فِى جَمْعِهِ، وَالشُّغْلَ عَن ذِكْرِ اللّٰه تَعَالَى بَإِصْلاَحِهِ، وَالخَوْفَ مِن سَالِبِهِ وسَارِقِهِ، وَاحْتِمَالَ اسْمِ البَخِيْلِ لِنَفْسِهِ، وَمُفَارَقَةُ الصَّالِحِينَ مِنْ أَجْلِهِ. وَفِى تَفْرِيْقِهِ خَمْسَةَ أَشْيَاءَ: رَاحَةَ النَّفْسِ مِن طَلَبِهِ، وَالفَرَاغَ لِذِكْرِ اللّٰهِ مِنْ حِفْظِهِ، وَالأَمْنَ مِنْ سَالِبِهِ وَسَارِقِهِ، وَاكْتِسَابَ اسْمِ الكَرِيْمِ لِنَفْسِهِ، وَمُصَاحَبَةَ الصَّالِحِيْنَ لِفِرَاقِهِ “Sesungguhnya terdapat lima perkara tercela dalam kegiatan pengumpulan harta, yaitu: sengsara dalam mengumpulkan, lupa mengingat Allah dalam mengelola harta, khawatir perampokan dan pencurian. Karena harta, maka seseorang dapat disebut kikir dan demi harta, maka seseorang dapat berpisah dari orang-orang shaleh. Dan terdapat pula lima perkara terpuji dalam melepas harta, yaitu: kesenggangan diri dari kesibukan mencarinya. Karena tidak mengelola harta, maka sese...

Pelindung Terhadap Lima Perkara

Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw. berikut ini: النَّجْوَى يُحَصِّنُ الأَسْرَارَ، الصَّدَقَةُ تُحَصِّنُ الأَمْوَالُ، وَالإِخْلاَصُ يُحَصِّنُ الأَعْمَالَ، وَالصِّدْقُ يُحَصِّنُ الأَقْوَالَ، وَالمَشُوْرَة تُحَصِّنُ الآرَاءَ “Munajat dapat melindungi segala rahasia, sedekah dapat melindungi harta, ikhlas dapat melindungi amal perbuatan, kejujuran dapat melindungi ucapan, dan musyawarah dapat melindungi segala pendapat.” Munajat dapat melindungi segala rahasia, sedang menyimpan rahasia itu menjadi sebab utama tercapainya suatu kesuksesan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. sebagai berikut: اسْتَعِيْنُوْا عَلَى الحَاجَاتِ بِالكِتْمَانِ فَإِنَّ كُلَّ ذِيْ نِعْمَةٍ مَحْسُوْدٌ “Minta bantuanlah dengan merahasiakan untuk mencapai segala kebutuhan, karena sesungguhnya bagi setiap orang yang memperoleh kenikmatan, ada orang yang hasud.” Sedang mengenai sedekah dapat melindungi harta, itu adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan dari Abu Darda’ yang ...

Jalan Untuk Mencapai Hakekat Taqwa

Diriwayatkan dari sebagian hukama rahimakumullah sebagai berikut: بَيْنَ يَدَيِ التَّقْوَى خَمْسُ عَقَبَاتٍ مَنْ جَاوَزَهَا نَالَ التَّقْوَى، أَوَّلُهُا اِخْتِيَارُ الشِّدَّةِ عَلَى النِّعْمَةِ، وَثَانِيْهَا اِختِيَارُ الجُهْدِ عَلَى الرَّاحَةِ، وَثَالِثُهَا اِخْتِيَارُ الذُّلِّ عَلَى العِزِّ، وَرَابِعُهَا اِخْتِيَارُ السُّكُوتِ عَلىَ الفُضُوْلِ، وَخَامِسُهَا اِخْتِيَارُ المَوْتِ عَلَى الحَيَاةِ “Di hadapan tagwa ada lima jalan (tahapan), siapa yang berhasil melalui seluruhnya, maka ia akan memperoleh hakekat taqwa (taqwa yang sebenarnya), yaitu: Pertama, memilih kesukaran atas kenikmatan. Kedua, memilih kesungguhan atas kebebasan. Ketiga, memilih kelemahan atas keperkasaan. Keempat, memilih diam atas bicara yang tidak ada manfaatnya. Kelima, memilih maut atas kehidupan." Di hadapan taqwa terbentang lima jalan (tahapan-tahapan), seperti jalan-jalan di atas bukit. Barangsiapa yang dapat melalui jalan-jalan tersebut, maka ia akan memperoleh hakikat dari ketaqwaan itu, yaitu dengan c...

Sasaran Pemikiran

Berdasarkan kesepakatan para ulama (Jumhur Ulama’) dikatakan sebagai berikut: اِنَّ الفِكْرَةَ فِيْ خَمْسَةِ اَوْجُهٍ: فِكْرَةٌ فِى آيَاتِ اللّٰهِ يَتَوَلَّدُ مِنْهَا التَّوْحِيْدُ وَاْليَقِيْنُ، وَفِكْرَةٌ فِى آلاَءِ اللّٰهِ يَتَوَلّدُ مِنْهَا المَحَبَّةُ وَالشُّكْرُ، وَفِكْرَةٌ فِى وَعْدِ اللّٰهِ تَعَالَى يَتَوَلَّدُ مِنْهَا الرَّغْبَةُ، وَفِكْرَةٌ فِى وَعِيْدِ اللّٰهِ يَتَوَلَّدُ مِنْهَا الهَيْبَةُ، وَفِكْرَةٌ فِى تَقْصِيْرِ نَفْسِهِ عَنِ الطَّاعَةِ مَعَ إِحْسَانِ اللّٰهِ إِلَيْهِ يتَوَلَّدُ مِنْهَا الحَيَاءُ “Sesungguhnya pemikiran itu tertuju pada lima sasaran, yaitu : Berpikir tentang bukti-bukti kebesaran Allah, hal ini dapat menimbulkan tauhid dan yakin. Berpikir tentang anugerah-anugerah Allah, hal ini dapat menimbulkan mahabbah dan syukur. Berpikir tentang janji-janji Allah, hal ini dapat menimbulkan kecintaan kepada hari akhirat, Berpikir tentang ancaman-ancaman Allah, hal ini dapat menimbulkan rasa gentar berbuat maksiat.  Dan berpikir tentang kekurangan diri sendiri da...

Penawar Hati

Diriwayatkan dari Abdullah Al Anthaki ra. ia berkata sebagai berikut: خَمْسَةٌ هُنَّ مِنْ دَوَاءِ القَلْبِ: مُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَ، وَقِرَاءَةُ القُرْآنِ، وَإِخْلاَءُ البَاطِنِ، وَقِيَامُ اللَّيْلِ، وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ الصَّبَاحِ "Obat penawar hati itu ada lima macam, yaitu: berkumpul dengan orang-orang yang shaleh, membaca Al Qur’an, melaparkan perut, shalat tengah malam, dan bersembah sujud di waktu menjelang Shubuh." Lima perkara dapat dipergunakan untuk menawarkan hati yang keras, yaitu yang diambil dari perkataan Sayyid Jalil Ibrahim Al Khawas, sebagai-mana yang telah dikemukakan oleh Imam An Nawawi dalam kitabnya “At Tibyan Sebagian ulama menambah yang lima ini dengan perkara-perkara yang banyak, tetapi sebagian dari perkara-perkara tersebut dimasukkan pada yang lainnya. Adapun lima perkara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Berkumpul (bergaul) dengan orang-orang yang shaleh, yaitu dengan cara menghadiri majlis-majlis dan kisah-kisah orang yang shaleh, dan termas...

Pilihan Orang yang Fakir dan Kaya

Sufyan Ats Tsauri pernah mengatakan sebagai berikut: اِخْتَارَ الفُقَرَاءُ خَمْسًا وَاخْتَارَ الأَغْنِيَاءُ خَمْسًا: اِخْتَارَ الفُقَرَاءُ رَاحَةَ النَّفْسِ، وَفَرَاغَةَ القَلبِ، وعُبُوْدِيَّةَ الرَّبِّ، وخِفَّةَ الحِسَابِ، وَالدَّرَجَةَ العُلْيَا. وَاخْتَارَ الأَغْنِيَاءُ تَعَبَ النَّفْسِ، وَشُغْلَ القَلْبِ، وَعُبُوْدِيَّةَ الدُّنْيَا، وَشِدَّةُ الحِسَابِ، وَالدَّرَجَةَ السُّفْلَى. “Orang-orang yang fakir memilih lima (perkara), begitu juga dengan orang-orang yang kaya. Orang-orang yang fakir memilih ketentraman jiwa, kesenggangan hati, mengabdi kepada Tuhan, ringan hisab, dan derajat yang tinggi. Sedang orang-orang yang kaya menghendaki jiwa yang lelah, sibuk hati, penghambaan ke-pada dunia, beratnya hisab dan derajat yang rendah.” Berkaitan dengan kesenggangan jiwa dan hati, Rasulullah Saw. telah bersabda sebagai berikut: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kehidu-pan yang mulia dan hati yang tentram.” Sedangkan seorang hartawan akan selalu resah dan gelisah, karena d...

Akibat Perut Terlalu Kenyang

Diriwayatkan dari Yahya bin Mu’adz Ar Raazi ra, sebagai berikut: مَنَْ كَثُرَ شَبَعُهُ كَثُرَ لَحْمُهُ، وَمَنْ كَثُرَ لَحْمُهُ كَثُرَتْ شَهْوَتُهُ، وَمَنْ كَثُرَتْ شَهْوَتُهُ كَثُرَتْ ذُنُوْبَهُ، وَمَنْ كَثُرَتْ ذُنُوْبُهُ قَسَى قَلْبُهُ، وَمَنْ قَسَى قَلْبُهُ غَرَقَ فِى آفَاتِ الدُّنْياَ وَزِيْنَتِهَا “Barangsiapa yang banyak kenyangnya, maka akan banyak dagingnya. Barangsiapa yang banyak dagingnya, maka akan besar syahwatnya. Barangsiapa yang besar syahwatnya, maka banyak dosanya. Dan barangsiapa yang banyak dosanya, maka akan keras hatinya. Serta barangsiapa yang keras hatinya, maka ia akan tenggelam dalam bahaya-bahaya dunia dan hiasannya.” Barangsiapa yang banyak makan (hanya menuruti nafsu perut), maka akan banyak dagingnya. Berbeda dengan orang yang banyak makan karena ketajaman dzikir.  Hal ini tidak akan membahayakan, karena sebagian dari para wali, tariqatnya adalah dengan banyak makan, karena cepat tercernanya makanan dengan panasnya bekas dzikir. Sesungguhnya bekas...

Jagalah Lima Perkara Sebelum Datangnya Lima Perkara Lainnya

Imam Hakim dan Baihaqy telah meriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw., bahwa beliau bersabda sebagai berikut: إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصُحْتُكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ، وَفَرَغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ “Manfaatkanlah kesempatan yang lima, sebelum (datang) lima yang laiimya, yaitu: Masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Masa sehatmu sebelum datang sakitmu. Masa kayamu sebelum datang fakirmu. Masa hidupmu sebelum matimu. Dan masa senggangmu sebelum datang kesibukanmu." Hadits diatas mengandung pengertian, bahwa kita harus dapat meman-faatkan dengan sebaik-baiknya lima kesempatan yang baik sebelum datang lima perkara yang menyakitkan, yaitu: 1. Masa muda sebelum datang masa tua, maksudnya selagi muda kita harus banyak berbuat ketaatan karena kondisi kita masih kuat, sebelum datang masa tua kita. 2. Masa sehat sebelum sakit, maksudnya selagi sehat kita harus memperbanyak amal shaleh (yang nantinya akan berguna...

Tentang Nashoihul Ibad

Nashoihul 'Ibad adalah sebuah kitab yang ditulis oleh seorang ulama besar, Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, sebagai syarh (penjelasan) untuk kitab Al-Munabbihaat 'Alal Isti'daad li Yaumil Mii'aad  (Peringatan-Peringatan Atas Persiapan Hari Akhir) karangan Syekh Ibnu Hajr Al-Asqalani. Nashoihul Ibad merupakan kitab yang sarat dengan nasehat dan petunjuk bagi hamba yang beriman, dalam hubungannya dengan sang Kholiq, Allah SWT dan terhadap sesama manusia, terutama dalam masalah beribadah dan bertaqarrub dengan-Nya. Di dalamnya juga terkandung cara-cara menggapai ridho Allah dan mendapat balasan yang setimpal, yakni surga-Nya. Kami kembangkan kitab ini dalam bentuk aplikasi supaya lebih memudahkan kita untuk mempelajarinya sehingga kita bisa mengamalkan nasehat yang ada di dalamnya sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Akhirnya kami memohon kepada Allah, semoga aplikasi ini bisa bermanfaat bagi umat Islam secara umum dan juga bagi pengembang khusunya.

Lima Petunjuk Dalam Kitab Taurat

Diriwayatkan dari Hasan Al Basri ra. bahwa ia berkata sebagai berikut: مَكْتُوْبٌ فِى التَّوْرَاةِ خَمْسَةُ أَحْرُفٍ: أنَّ الغَنِيَّةُ فِى القَنَاعَةِ، وَأنّ السَّلاَمَةُ فِى العُزْلَةِ، وَأنَّ الحُرْمَةَ فِى رَفْضِ الشَّهَوَاتِ، وَأنّ التَّمَتُّعَ فِى أَيَّامٍ طَوِيْلَةٍ، وَأنَّ الصَّبْرَ فِى أَيَّامٍ قَلِيْلَةٍ "Ditulis dalam Kitab Taurat lima huruf, yaitu: Sesungguhnya kecukupan itu berada dalam qana'ah. Sesungguhnya keselamatan itu berada pada ‘Uzlah. Sesungguhnya kehormatan itu berada dalam meninggalkan syahwat. Sesungguhnya kenikmatan itu berada dalam hari-hari yang panjang. Dan sesungguhnya kesabaran itu terletak dalam hari-hari yang sedikit." Qana’ah itu adalah merasa puas dengan apa yang telah dikaruniakan Allah dan tetap dalam keadaan itu meskipun tidak mendapatkan sesuatu yang diharapkan.  Sedangkan Uzlah adalah sengaja mengasingkan diri dari pergaulan manusia.  Dan yang dimaksudkan dengan kesabaran disini adalah ketabahan dalam menanggung beban selama menuna...

Kiat-kiat Untuk Meraih Kebahagiaan

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al Ash ra. sebagai berikut: خَمْسٌ مَنْ كُنّ فِيْهِ سَعَدَ فِى الدُّنْيَا وَالاۤخِرَةِ: أَوّلُهَا أَنْ يَذْكُرَ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰه مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ وَقْتًا بَعْدَوَقْتٍ، وَإِذَا ابْتَلَى بِبَلِيَّةٍ قَالَ إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوّةَ إلاَّ بِاللّهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، وَإِذَا أُعْطِيَ بِنِعْمَةٍ قَالَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ شُكْرًا لِلنِّعْمَةِ، وَإِذَا ابْتَدَأَ فِى شَيْءٍ قَالَ بِسْمِ الّٰلهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَإِذَا أَفْرَطَ مِنْهُ ذَنْبًا قَالَ أَسْتَغْفِرُاللّٰهَ العَظِيْمَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ "Lima hal, jika dimiliki oleh seseorang maka ia akan berbahagia di dunia dan di akhirat, yaitu: Pertama, selalu membaca 'Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah' dari waktu ke waktu. Kedua, jika tertimpa musibah, ia membaca 'Inna lillaahi wa iivia ilaihi raaji’uun walaa haula walaa guwwata illaa billaahil ‘aliyyil 'azhiim'. Ketiga, jika dilimpah...

Kemuliaan Nabi Muhammad Saw.

Berdasarkan Jumhur para ulama ra. sebagai berikut: إنّ اللّٰهَ تَعَالَى أَكْرَمَ نَبِيّهُ مُحَمَّدًا بِخَمْسِ كَرَمَاتٍ: أَكْرَمَهُ بَالإسْمِ وَالجِسْمِ وَالعَطَاءِ وَالخَطَاءِ والرِّضَا، أما الاِسْمُ فَنَدَاهُ بِالرِّسَالَةِ وَلَمْ يُنَادِهِ بِالاِسْمِ، كَمَا نَادَى جَمِيْعَ الأنْبِيَاءَ مِثْلُ آدَمَ وَنُوحُ وَإِبْرَاهِيْمَ وَغَيْرُهُم؛ َوأَمَّا الجِسْمُ فَإِذَا دَعَا النَّبِيُّ شَيْأً فَأَجَابَ هُوَ بِنَفْسِهِ عَنْهُ، وَلَمْ يَفْعَلْ ذٰلِكَ لِسَائِرِ الأَنْبِيَاءِ؛ وَأَمَّا العَطَاءُ فَأَعْطَاهُ بِلاَ سُؤَالٍ؛ وَأَمَّا الخَطَاءُ فَذَكَرَ العَفْوَ قَبْلَ ذَنْبِهِ حَيْثُ قَالَ عَفَا اللّٰهُ عَنْكَ؛ وَأَمَّا الرِّضَى فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ فِدْيَتُهُ وَلاَ صَدَقَتُهُ وَلاَ نَفَقَتُهُ؛ كَمَا رَدَّهَا عَلَى سَائِرِ الأَنْبِيَاءِ "Sesungguhnya Allah memuliakan Nabi-Nya, yaitu Muhammad Saw. dengan lima kemuliaan, yaitu: Dia memuliakannya dengan nama, jasmani, pemberian, kesalahan dan keridhaan. Kemuliaan dengan nama, adalah Dia menyebutnya dengan sebutan Rasul, tidak dengan namanya, s...

Kendala-kendala Terbentuknya Pribadi yang Shaleh

Diriwayatkan dari Sayyidina Ali ra. sebagai berikut: لَوْ لاَ خَمْسُ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَالِحِيْنَ: أَوّٰلُهَا القَنَاعَةُ بِالجَهْلَ، وَالحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا، وَالشُحُّ بِالفَضْلِ، وَالرِّيَاءُ فِى العَمَلِ، وَالإعْجَابُ بِالرَّأْيِ "Andaikata tidak ada lima perkara, niscaya semua manusia itu akan menjadi orang shaleh, yaitu: Puas dengan kebodohannya. Rakus terhadap dunia. Kikir memberikan kelebihan yang Riya’ dalam beramal dan membangga-banggakan akalnya." Kebodohan yang dimaksudkan disini adalah kebodohan dalam pengetahuan ilmu agama. Berkaitan dengan kepuasan orang yang bodoh ini. Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut: "Allah murka terhadap setiap ilmuwan dunia, tetapi bodoh akan ilmu akhirat." (HR. Imam Hakim) Ad Dailami juga meriwayatkan dari jalan lain, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut: "Dosa orang yang alim itu satu, tetapi dosa orang yang bodoh itu terhitung dua." Mengenai rakus terhadap dunia, Nabi Muha...

Tanda-tanda Orang yang Bertaqwa Kepada Allah

Diriwayatkan dari Utsman ra. sebagai berikut: خَمْسٌ هُنَّ عَلاَمَةُ المُتَّقِيْنَ: أَوّٰلُهَا أَنْ لاَ يُجَالِسَ إلاَّ مَن يُصْلِحُ الدِّيْنَ مَعَهُ ويَغْلِبُ الفَرْجَ وَاللِّسَانَ، وَإِذَا أَصَابَهُ شَيْءٌ عَظِيْمٌ مِنَ الدُّنْيَا يَرَاهُ وَبَالاً، وَإِذَا أَصَابَهُ شَيْءٌ قَلِيْلٌ مِنَ الدِّينِ اِغْتَنَمَ ذٰلِكَ، وَلاَ يَمْلَأُ بَطْنُهُ مِنَ الحَلاَلِ خَوْفًا مِنْ أَنْ يُخَالِطَهُ حَرَامٌ، وَيَرَى النَّاسَ كُلُّهُمْ قَدْ نَجَوْا وَيَرَى نَفْسَهُ قَدْ هَلَكَتْ "Lima tanda orang yang bertaqwa (kepada Allah SWT.) yaitu: Pertama, tidak duduk bersama kecuali dengan orang yang menjadi baik agamanya jika bersama dengan orang-orang tersebut, dapat menahan kemaluan dan ucapannya. Kedua, apabila ditimpa sesuatu yang berat di dunianya, ia melihat akan bahayanya. Ketiga, apabila ditimpa sedikit saja dari agamanya, ia menjadikan hal itu sebagai sesuatu yang menguntungkan. Keempat, tidak memenuhi perutnya dengan barang halal karena takut bercampur dengan barang haram. Kelima, memandang bahw...

Orang-orang yang Berhak Menghuni Surga

Diriwayatkan dari Umar ra., bahwa ia berkata sebagai berikut: لَوْلَا ادِّعَاءُ الغَيْبِ لَشَهِدْتُ عَلَى خَمْسِ نَفَرٍ أَنَّهُمْ أَهْلُ الجَنَّةِ: الفَقِيْرُ صَاحِبُ العِيَالِ، والمَرْأَةُ الرَّاضِى عَنْهَا زَوْجُهَا، والمُتَصَدِّقُ بِمَهْرِهَا عَلَى زَوْجِهَا، والرَّاضِي عَنْهُ أَبَوَاهُ، والتَائِبُ مِنَ الذُّنُوْبِ "Seandainya tiada kekhawatiran dianggap mengetahui hal-hal yang ghaib, niscaya aku bersaksi bahwa golongan berikut adalah penghuni surga, yaitu fakir yang mempunyai tanggungan (keluarga), istri yang diridhai suaminya dan istri yang menyedekahkan mahar kepada suaminya, orang yang diridhai kedua orangtuanya dan orang yang bertaubat dari dosa." Mengenai bertaubat dari perbuatan dosa, Nabi Muhammad Saw. bersabda sebagai berikut: "Orang yang bertaubat dari dosa, itu bagaikan orang yang tidak mempunyai dosa." (HR. Imam Baihaqy) Imam Ahmad dan Tirmidzi juga telah meriwayatkan dari jalan lain, bahwa Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut: "Setiap anak A...

Kegelapan Diantara Cahaya

Diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq ra. sebagai berikut: الظُّلُمَاتُ خَمْسٌ وَالسُّرُجُ لَهَا خَمْسٌ: حُبُّ الدُّنْيَا ظُلْمَةٌ والسِّرَاجُ لَهُ التَّقْوَى، وَالذَّنْبُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهُ التَّوْبَةُ، والقَبْرُ ظُلْمَةٌ والسِّرَاجُ لَهَا لاَ إلٰهَ إلاّ اللّٰه مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ، وَالآخِرَةُ ظُلْمَةٌ والسِّرَاجُ لَهَا العَمَلُ الصَّالِحُ، والصِّرَاطُ ظُلْمَةٌ والسِّرَاجُ لَهَا اليَقِين "Kegelapan itu ada lima dan lampu penerangnya pun ada lima, yaitu: cinta kepada dunia adalah termasuk kegelapan sedang penerangnya adalah taqwa. Dosa adalah kegelapan, sedang penerangnya adalah taubat. Kubur adalah termasuk kegelapan, sedang penerangnya adalah bacaan 'Laa ilaaha illallaah Muham- madur rasuulullah'. Akhirat adalah kegelapan, sedang penerangnya adalah amal shaleh. Dan jembatan di atas neraka itu juga termasuk kegelapan, sedang penerangnya adalah yakin." Cinta kepada dunia itu merupakan kegelapan, karena dalam hal ini akan membawa pelakunya ke dalam p...

Anugerah dan Imbalan yang Disiapkan Oleh Allah SWT.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. sebagai berikut: لاَ يُعْطِى اللّٰهُ أحَداً خَمْسًا إلاَّ وَقَدْ أَعَدَّ لَهُ خَمْسًا أُخْرَى: لاَ يُعْطِيْهِ الشُّكْرَ إلاَّ وَقَدْ أَعَدَّ لَهُ الزِّيَادَةُ، وَلاَ يُعْطِيْهِ الدُّعَاءَ إِلاَّ وَقَدْ أَعَدَّ لَهُ الإسْتِجَابَةُ، ولاَ يُعْطِيْهِ الإسْتِغْفَارَ إلاَّ وَقَدْ أَعَدَّ لَهُ الغُفْرَانَ، وَلاَ يُعْطِيْهِ التَّوْبَةَ إلاَّ وَقَدْ أَعَدَّ لَهُ القَبُوْلَ، وَلاَ يُعْطِيْهِ الصَّدَقَةَ إلاَّ وَقَدْ أَعَدَّ لَهُ التَقَبُّلَ “Allah tidak memberikan lima kepada seseorang, kecuali telah mempersiapkan lima perkara lainnya, yaitu; Dia tidak memberikan syukur kepadanya, kecuali telah menyiapkan tambahan baginya. Dia tidak memberikan doa kepadanya, kecuali telah menyiapkan untuknya ijabah (pengabulan). Dia tidak memberikan kepadanya istighfar, kecuali telah menyiapkan baginya ampunan. Dia tidak memberikan untuknya taubat, kecuali telah menyiapkan penerimaan taubat baginya. Dan Dia tidak memberikan kepadanya sedekah, kecuali Dia telah menyiapkan pene...